Home Internasional Pashinyan Terpojok, Presiden Tolak Pecat Jenderal Gasparyan

Pashinyan Terpojok, Presiden Tolak Pecat Jenderal Gasparyan

Yerevan, Gatra.com- Presiden Armenia Armen Sarkissian menolak untuk menandatangani perintah perdana menteri untuk memecat kepala staf angkatan darat, Kolonel Jendral (Letnan Jenderal) Onik Gasparyan, yang memperdalam krisis politik nasional. Al Jazeera, 27/02.

 

Negara itu menghadapi kekacauan sejak Perdana Menteri Nikol Pashinyan menandatangani perjanjian perdamaian yang ditengahi Rusia pada November, mengakhiri kekalahan yang memalukan dari Azerbaijan setelah enam minggu pertempuran sengit atas sengketa wilayah Nagorno-Karabakh.

Perpecahan melebar pada Kamis, ketika Pashinyan menentang seruan militer untuk mundur, menuduhnya sebagai percobaan kudeta dan memerintahkan kepala staf umum, Kolonel Jenderal Onik Gasparyan, untuk dipecat.

 

Pada Sabtu, Sarkissian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia tidak akan mendukung pemecatan tersebut. "Presiden republik, dalam kerangka kekuasaan konstitusionalnya, mengembalikan rancangan keputusan tersebut dengan keberatan," kata kantor kepresidenan. Ia menambahkan krisis politik "tidak dapat diselesaikan melalui pergantian personel yang sering".

Sementara itu, Pashinyan mengatakan dia akan kembali mengirimkan tuntutan pengunduran diri Gasparyan. “Keputusan ini sama sekali tidak berkontribusi untuk menyelesaikan situasi,” katanya dalam sebuah posting Facebook.

“Saya kembali mengirimkan petisi untuk memberhentikan Kepala Staf Umum kepada Presiden Republik, dengan harapan akan ditandatangani sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan,” katanya.

Pashinyan telah menghadapi seruan yang meningkat untuk mundur dari kursi perdana menteri. Sebelumnya, 5.000 pengunjuk rasa oposisi yang mengibarkan bendera Armenia dan menyerukan pengunduran diri Pashinyan berkumpul untuk hari ketiga berjalan di luar Parlemen di ibu kota, Yerevan.

Beberapa pengunjuk rasa kini telah mendirikan kemah di sana. “Hari ini Pashinyan tidak mendapat dukungan. Saya meminta layanan keamanan dan polisi untuk bergabung dengan tentara, untuk mendukung tentara,” kata Vazgen Manukyan, mantan perdana menteri yang ditunjuk oleh oposisi untuk menggantikan Pashinyan.

"Saya yakin situasinya akan selesai dalam dua hingga tiga hari," katanya kepada kerumunan.

Robin Forestier-Walker dari Al Jazeera, melaporkan dari Yerevan, mengatakan langkah kepresidenan itu "jelas merupakan tanda bahwa dukungan dari lembaga-lembaga politik di Armenia berkurang untuk Pashinyan".

Pashinyan menghadapi kritik sengit sejak dia menandatangani kesepakatan Nagorno-Karabakh, yang dipandang sebagai penghinaan nasional bagi banyak orang di Armenia. Perdana menteri mengatakan pada saat itu dia tidak punya pilihan selain setuju untuk menandatangani kesepakatan "menyakitkan yang tak terkatakan" atau melihat pasukan negaranya menderita kerugian yang lebih besar.

308