Home Gaya Hidup Pandemi Bikin Ratusan Monyet Terancam Kelaparan

Pandemi Bikin Ratusan Monyet Terancam Kelaparan

Badung, Gatra.com- Pandemi yang tak kunjung berakhir menimbulkan ke kekhawatiran bagi pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) Sangeh. Mereka akan kesulitan terkait biaya pakan monyet dan operasional.

“Sampai saat ini kebutuhan pakan monyet masih bisa kami atasi. Namun ini paling-paling bisa cukup untuk setahun saja," kata Manajer Operasional DTW Sangeh, Made Mohon, beberapa hari yang lalu.

Hal tersebut disebabkan karena melihat kunjungan wisatawan benar-benar turun drastis. Jika kondisi seperti ini terus berlanjut ke tahun berikutnya tentu akan menjadi masalah. "Kami khawatir masalah biayanya nanti bagaimana,” ucapnya.

Kebutuhan pakan monyet perlu diperhatikan jangan sampai kurang.Jika monyet kurang makan, maka akan menjadi masalah karena bisa melakukan penyerangan terhadap pengunjung. Selain itu, monyet akan bersaing mencari makanan

“Jika kondisi sudah seperti itu, monyet yang kalah bersaing bisa jadi keluar dari hutan dan bahkan menganggu ke rumah-rumah warga,” katanya.

Untuk makan moyet per bulan Rp15 juta. Setiap hari, sekitar ratusan kilogram ketela dan pisang disiapkan untuk 600 monyet.

“Dulu biaya pakan tidak terasa, karena omzetnya bisa menutupi. Sekarang sejak pandemi, terasa sekali pengeluarannya, apalagi omzet turun. Tahun ini kami pakai sisa dana kas tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.

Sebelum pandemi kunjungan sebulan berkisar 12 ribu hingga 15 ribu wisatawan. Ketika pandemi, 1.000 hingga 5 ribu orang per bulan. "Bahkan dalam satu bulan terakhir tepatnya Februari 2021 tidak mencapai 1.000 orang kunjungan," keluhnya.

Berdasarkan data jumlah kunjungan dalam setahun terakhir (2020), kunjungan di DTW Sangeh hanya mencapai 46.413 kunjungan. Jumlah kunjungan di 2020 turun sekitar 75 persen.

"Di mana kunjungan rata-rata pada tahun-tahun sebelumnya hampir mencapai 130 ribu pengunjung per tahun. Data terbaru tahun 2021, bulan Januari hanya mencapai 4.305 kunjungan, dan Februari hanya 883 kunjungan," paparnya.

Dengan kondisi omzet turun tentu timbul kekhawatiran juga ke depan, bagaimana untuk menggaji karyawan. Karena gaji karyawan dibayarkan berdasarkan omzet diperoleh. "Dalam kondisi seperti saat ini, pengelola pun membagi waktu kerja dengan sistem kerja bergiliran," tutupnya.

944