Home Hukum Bahan Peledak di Bekasi dan Condet Bisa Buat 70 Bom Pipa

Bahan Peledak di Bekasi dan Condet Bisa Buat 70 Bom Pipa

Jakarta, Gatra.com – Penggeledahan yang dilakukan Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) terhadap empat terduga teroris di Bekasi Jawa Barat dan Condet, Jakarta Timur, menunjukkan adanya bahan-bahan peledak yang diduga disimpan oleh para pelaku. Mereka adalah ZA (37), BS (46), dan AJ (46) yang semuanya berjenis kelamin laki-laki berasal dari Bekasi, serta HH (56) laki-laki dari Condet.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran, mengatakan, ada 5 bom aktif dalam bentuk kaleng dengan sumbu yang terbuat dari jenis Triaceton Triperoxide (TATP). Fadil menjelaskan, TATP merupakan senyawa kimia yang mudah meledak dan tergolong memiliki daya ledak sangat besar atau high explosive. TATP adalah senyawa peroksida yang khas mudah terbakar hanya dengan gesekan panas jika terkena pemicunya.

"Oleh sebab itu, tim penjinak bom dari satuan Gegana Polda Metro Jaya (PMJ) memutuskan melaksanakan disposal (pemusnahan) di dua lokasi ditemukan TATP tersebut, yaitu di Sukasari, Serang Baru, Bekasi, dan di Condet, Jakarta Timur," kata Fadil saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (29/3).

Fadil melanjutkan, dari temuan bahan baku dan peledak jenis TATP itu terdiri dari 5 bom toples dengan berat 3,5 kilogram. Bahan itu diperkirakan mampu membuat sekitar 70 bom pipa.

"Kalau dikaitkan jadi sebuah bom akan menjadi sekitar 70 buah bom pipa. Inilah efek dari bom TATP yang berhasil dideteksi dan dicegah oleh Densus 88 Satgas wilayah PMJ," jelas dia.

Fadil menegaskan, terduga teroris dijerat Pasal 15 juncto Pasal 7 KUHAP dan atau Pasal 9 UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dengan ancaman pidana minimal 15 tahun penjara.

Sebelumnya, Densus 88 menangkap tiga terduga teroris di Bekasi, Jawa Barat, pada Senin pagi (29/3). Mereka adalah ZA (37), BS (46), dan AJ (46) yang semuanya berjenis kelamin laki-laki.

Di saat yang bersamaan, polisi juga mencokok HH (56), laki-laki di Condet, Jakarta Timur. Penangkapan di dua lokasi itu menyusul adanya insiden bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, yang terjadi pada Minggu (28/3) lalu.

Fadil membeberkan peran ketiga terduga teroris itu. Pertama, ZA, berperan membeli bahan baku dan bahan peledak seperti aseton, HCL, termometer, dan aluminium powder. Ia mentransformasikan ilmu pembuatan bom, dengan mencampurkan cairan-cairan itu kepada BS.

Kedua, BS. Dia disebut mengetahui cara pembuatan bahan peledak dan membagikan ilmunya itu kepada AJ. Fadil mengatakan, mereka kerap memakai istilah 'takjil'.

"Setelah dicampurkan yang akan menghasilkan bom dengan ledakan besar," kata Fadil Imran ketika konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (29/3).

Ketiga, AJ, dianggap mengetahui dan membantu ZA selama membuat bahan peledak. Ia juga bersama BS mengikuti pertemuan dalam rangka persiapan teror yang menggunakan bahan peledak.

Keempat, HH, diduga sebagai teroris yang ditangkap di Condet, Jakarta Timur. Fadil bahkan menyebut peran HH cukup krusial karena diduga sebagai otak yang menggerakkan ketiga terduga teroris Bekasi itu.

"Peran penting. Dia yang merencanakan, mengatur taktis dan teknis bersama ZA. Dia hadir dalam beberapa pertemuan untuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan amaliah ini. Dia membiayai dan mengirimkan video tentang teknis pembuatan kepada tiga tersangka lainnya," jelas Fadil.

Densus 88 menyita barang bukti dari tiap terduga teroris. Dari ZA, polisi menyita satu buah parang, gawai Oppo F11, dompet, kartu debit MNC Bank, e-money, kartu dapur rasa, flash, kartu ATM Bank DKI, KTP atas nama ZA, kartu asuransi kecelakaan, KTP, dua buah surat tilang, kabel data , uang tunai Rp3.056.000, dua bungkus rokok, dua korek api, serta masker.

Sementara dari AJ, polisi menyita gawai Redmi Note 7. Sedangkan HH, disita gawai dan kartu identitas dirinya

400