Home Hukum Diperiksa KPK, Ketua Komisi VIII DPR Mengaku Warga yang Baik

Diperiksa KPK, Ketua Komisi VIII DPR Mengaku Warga yang Baik

Jakarta, Gatra.com – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini selesai melakukan pemeriksaan perkara dugaan tindak pidana korupsi berupa penerimaan sesuatu oleh penyelenggara negara atau yang mewakilinya di Kementerian Sosial RI terkait bantuan sosial (Bansos) untuk wilayah Jabodetabek tahun 2020.

Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto enggan berbicara banyak saat dihujani pertanyaan oleh awak media usai diperiksa penyidik KPK.

"Saya sebagai warga negara yang baik kemarin dapat panggilan oleh KPK. Jam 2 siang tadi saya sudah hadir sebagai warga negara yang baik memenuhi panggilan. Materi yang ditanya ke saya semua sudah saya sampaikan ke penyidik," kata Yandri di Gedung Merah Putih KPK Jakarta, Selasa (30/3).

Seperti diketahui, Juliari P Batubara selaku Menteri Sosial menunjuk Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono sebagai PPK dalam pelaksanaan proyek tersebut. Pelaksanaannya dengan cara penunjukkan langsung para rekanan dan diduga disepakati ditetapkan adanya fee dari tiap-tiap paket pekerjaan yang harus disetorkan para rekanan kepada Kementerian Sosial melalui Matheus Joko Santoso.

Untuk fee tiap paket Bansos disepakati oleh Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono sebesar Rp10 ribu per paket sembako dari nilai Rp300 ribu perpaket Bansos. Selanjutnya, oleh Matheus Joko dan Adi Wahyono pada bulan Mei sampai dengan November 2020 dibuatlah kontrak pekerjaan dengan beberapa suplier sebagai rekanan, di antaranya Ardian I M, Harry Sidabuke, dan juga PT Rajawali Parama Indonesia yang diduga milik Matheus Joko.

Penunjukkan PT Rajawali Parama Indonesia sebagai salah satu rekanan tersebut diduga diketahui Juliari dan disetujui oleh Adi Wahyono. Pada pelaksanaan paket Bansos sembako periode pertama, diduga diterima fee Rp17 miliar yang pembagiannya diberikan secara tunai oleh Matheus Joko kepada Juliari melalui Adi Wahyono engan nilai sekitar Rp8,2 miliar.

Pemberian uang tersebut selanjutnya dikelola oleh Eko dan Shelvy N selaku orang kepercayaan Juliari Batubara untuk digunakan membayar berbagai keperluan pribadi Juliari.

Untuk periode kedua pelaksanaan paket Bansos sembako, terkumpul uang fee dari bulan Oktober 2020 sampai dengan Desember 2020 sejumlah sekitar Rp8,8 miliar yang juga diduga akan dipergunakan untuk keperluan Juliari.

85