Home Kebencanaan Asal-Usul Siklon Tropis Seroja yang Porak-Porandakan NTT

Asal-Usul Siklon Tropis Seroja yang Porak-Porandakan NTT

Jakarta, Gatra.com - Siklon Tropis Seroja awalnya teridentifikasi berada di Laut Sawu, sebelah barat daya Pulau Timor. Badai ini memiliki kekuatan 75 kilometer per jam dan bergerak ke arah barat daya. Hal tersebut disampaikan oleh Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

BMKG telah memberikan informasi terkait adanya bibit siklon tropis di selatan NTT pada 4 April 2021 sejak sehari sebelumnya melalui kanal YouTube BMKG. Selanjutnya BMKG menerbitkan peringatan dini atas potensi cuaca ekstrem di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin (5/4) dini hari.

Dampak Siklon Tropis Seroja terhadap cuaca di Indonesia antara lain berupa potensi hujan berintensitas sedang sampai sangat tinggi disertai kilat/petir serta angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin kencang di wilayah Bali, Sulawesi Selatan, dan sebagian Sulawesi Tenggara.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan munculnya siklon tropis Seroja yang mengakibatkan bencana banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan bukti perubahan iklim global itu benar-benar nyata.

"Perubahan iklim global itu memang nyata, ditandai semakin meningkatnya suhu baik di udara maupun di muka air laut," jelas Dwikorita dalam konferensi pers BMKG secara virtual, Senin (5/04).

Dwikorita menerangkan bahwa sebenarnya fenomena semacam ini jarang terjadi di wilayah tropis seperti Indonesia. Akan tetapi sejak sepuluh tahun terakhir, kejadian siklon tropis semakin sering terjadi. Bahkan pada 2017, dalam satu pekan bisa terjadi dua kali siklon tropis.

Terkait penamaan Seroja, nama itu diberikan sesuai urutan nama siklon tropis dari BMKG secara internasional, hal ini karena wilayah tumbuh dan berkembangnya masuk ke dalam wilayah tanggung jawab Jakarta TCWC (Tropical Cyclon Warning Centre).

Siklon tropis sendiri memiliki nama beragam tergantung lokasi kemunculannya. Apabila muncul di wilayah Samudra Pasifik Barat, siklon tropis tersebut akan disebut badai tropis atau topan. Adapun jika tumbuh di sekitar Samudra Hindia, ia akan disebut sebagai siklon atau cyclone. Sementara jika tumbuh di daerah Samudra Atlantik, ia akan disebut hurikan atau hurricane.

Penamaan siklon tropis ini dilakukan badan meteorologi dari negara-negara yang berbeda tergantung lokasi terbentuknya siklon tropis tersebut. Seperti nama Siklon Tropis Cempaka yang terbentuk di selatan Indonesia pada tahun 2021 yang juga diberikan oleh BMKG.

BMKG sering menamakan siklon tropis menggunakan nama tumbuhan. Sebelumnya BMKG pernah menamakan siklon topis dengan nama-nama tumbuhan berikut: Bakung (2014), Cempaka (2014), Dahlia (2017), dan Flamboyan (2018), Kenanga (2018), Lili (2019), dan Mangga (2020).

4132