Home Gaya Hidup Sensasi Biru Kolam Terdalam di Asia Tenggara

Sensasi Biru Kolam Terdalam di Asia Tenggara

Jakarta, Gatra.com– Kata “refresh” bagi seorang diver atau penyelam merupakan hal yang tidak asing lagi. Sebuah kegiatan untuk mengingat kembali teori maupun praktek dalam menyelam, biasanya dilakukan di kolam renang atau kolam khusus dengan minimal titik terdalam 3 meter.

Kali ini, Gatra mendapat kesempatan untuk merasakan menyelam di kolam khusus dengan titik terdalam 16 meter, pada Sabtu (10/04). Kolam khusus terdalam Asia Tenggara itu adalah Tribuana Dive Center (TDC), dan lokasinya berada di kawasan militer Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur.

Penyelam bergerak ke permukaan seusai melakukan ​​​​​​prosedur ​safety stop.(GATRA/Jongki Handianto)

Saat ini, Blue Abyss dinobatkan sebagai kolam khusus terdalam di dunia yang letaknya berada di negara Ratu Elizabeth, Inggris. Sedangkan untuk rekor terdalam kawasan Asia dipegang K-26 dari negara asal K-POP, Korea Selatan.

Kolam TDC yang berdiri sejak 2019, mempunyai ukuran 16 meter x 24 meter, dengan ada beberapa variasi teras kedalaman yaitu, 1,2 meter, 5 meter, 10 meter, dan 16 meter.

Berikut beberapa kolam khusus di berbagai negara berdasarkan titik terdalamnya:

1. Blue Abyss: 50 meter (Inggris)

2. Deepspot: 45 meter (Polandia)

3. Nemo 33: 45 meter (Belgia)

4. Y-40 Deep Joy: 42 meter (Italia)

5. K-26: 26 meter (Korea Selatan)

6. Divecube Hotel : 21 meter (Taiwan)

7. Abyssea Diving Pool : 20 meter (Perancis)

8. Fosse Aqua 92: 20 meter (Perancis)

9. Tribuana Dive Center: 16 meter (Indonesia)

10. NASA's Neutral Buoyancy Laboratory (NBL): 12 meter (Amerika Serikat) 

Karena ini adalah kolam khusus, pengelola TDC menerapkan beberapa aturan teknis penyelaman juga. “Ini kan kolam dalam, setiap pengunjung harus mempunyai sertifikat, udah license .... minimal open water. Begitu juga yang freediving. Dan di sini tidak boleh menyelam sendirian, harus ada buddy (rekan selam), kami juga menyediakan bila pas datang sendirian”, kata Antonius Maris, Penanggung Jawab Kolam TDC.

Open water merupakan lisensi tahap awal bagi penyelam scuba diving setelah lulus menjalani pendidikan selam, sedangkan untuk lisensi awal freediving adalah basic freediving.

Saat dilihat dari atas permukaan saja sudah cukup membuat takjub, apalagi bagian titik terdalamnya tampak lebih biru gelap. Para diver turun ke kolam di teras awal dengan kedalaman 1,2 meter, sambil memakai peralatan dan memeriksa peralatan atau gear sebelum melanjukan penyelaman.

Memakai dan memeriksa peralatan sebelum menyelam.(GATRA/Jongki Handianto)

Setelah berjalan ke ujung teras pertama, dan kaki tidak berpijak lagi pada lantai, para diver mengapung berbekal udara yang ada di buoyancy compensation device (BCD), kemudian deflate untuk membuang udara dari BCD, dan dimulailah petualangan di kolam terdalam di Asia Tenggara.

Pemandangan yang menajubkan, begitu luas, besar, dalam, dan seperti bukan di dalam kolam. Beragam gambar kartun menghiasi pada sekeliling dinding kolam, suasananya menjadi lebih hidup. Pada teras 5 meter, tampak kegiatan pendidikan selam di mana instruktur sedang memberi materi seperti sinyal tangan, clearing mask, dan lain-lain kepada siswa dalam posisi tumpuan lutut. Menengok ke arah bagian dalam, tampak penyelam freediving sedang turun menyelam menggunakan tali yang diikatkan dari pelampung atas ke sebuah kait di dasar kolam.

Pengarahan saat menyelam.(GATRA/Jongki Handianto)

Di teras 10 meter, tampak kerumunan orang sedang asyik berfoto ria tanpa menjaga jarak sebagai protokol kesehatan pencegahan Covid-19 .... oh iya, mereka sudah lengkap dengan masker selamnya dan menggendong udara masing-masing.

Mereka para anggota komunitas selam JakDiver dari sekolah selam Flying Fish Jakarta yang sedang refresh bersama setelah setahun lebih tidak ada kegiatan karena pandemi. “Refresh dan sebagai ajang silaturahmi, tapi tetap pakai protokol kesehatan Covid-19. Kami ada kegiatan seperti Bersih Laut, tanam mangrove, hingga adopsi karang, dan ini salah satunya. Dan di sini tempatnya strategis, kolam khusus diving yang bervariatif, memungkinkan untuk semua jenjang selam”, kata Hinantoro dari sekolah selam Flying Fish Jakarta.

Ketika berada di titik terdalam, 16 meter, dan melihat ke atas, terasa sebuah pemandangan mengasyikkan, sinar masuk dan lalu lalang para penyelam melayang di atas kita, menjadi sensasi tersendiri, sekali lagi, benar-benar seperti tidak berada di dalam sebuah kolam. Saat di teras 10 meter, penyelam pun bisa melintas di bawah teras yang 5 meter, dan rasanya seolah seperti melintasi selasar beratap tinggi atau juga mungkin lebih mirip di bawah sebuah dermaga.

Freediver sedang berlatih.(GATRA/Jongki Handianto)

Harus tetap diingat, setiap penyelam wajib memeriksa jumlah oksigen, terkadang lupa cek akibat terlalu asyik. Bahkan diver wajib safety stop atau berhenti di kedalaman 5 meter selama 3 menit saat ascend atau naik ke permukaan, untuk menghindari penyakit dekompresi. Dan baru di kolam inilah prosedur safety stop dilakukan. “Karena kolam khusus 16 meter, kita lakukan briefing sebelum penyelaman, pokoknya prosedur seperti kita di laut aja,” penjelasan Toro.

Selain peraturan teknis penyelaman, TDC juga menerapkan aturan khusus bagi pengunjung. “Orang luar negeri, warga negara asing tidak boleh, karena ini area militer. Jumlah pengunjung juga dibatasi maksimal 25 orang”, ujar Maris.

Pengunjung wajib mengisi formulir registrasi, dan melengkapi persyaratan-persyaratan, KTP harus ditukar dengan kartu khusus untuk akses masuk-keluar, dan tentunya protokol kesehatan Covid-19. Waktu operasional dari hari Selasa sampai Jumat dibuka dari jam 10.00 hingga 18.00, khusus Sabtu-Minggu dari jam 09.00 hingga 18.00. Sebelum pandemi, TDC buka hingga jam 21.00, terutama khusus bagi yang ingin night dive.

Penyelam menggunakan senter bawah air.(GATRA/Jongki Handianto)

Penasaran dengan keseruannya? Silahkan mencoba tetapi jangan lupa tetap menggunakan protokol pencegahan Covid-19, ikuti aturan TDC, dan aturan penyelaman. Utamakan keselamatan, Safe dive dan salam selam!


Naskah dan Foto: Jongki Handianto