Home Kebencanaan ACT Turut Berbelasungkawa Atas Musibah KRI Nanggala 402

ACT Turut Berbelasungkawa Atas Musibah KRI Nanggala 402

Jakarta, Gatra.com- Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 merupakan duka bagi bangsa Indonesia. Bangsa ini telah kehilangan prajurit terbaik yang menjaga keutuhan negara dalam senyap, dengan tanpa lelah, hingga akhir hayat.

Menurut Anggota Dewan Pembina Aksi Cepat Tanggap (ACT) sekaligus Senior Vice President Global Islamic Philanthropy (GIP), N. Imam Akbari, prajurit yang gugur adalah para patriot. Mereka rela meninggalkan keluarga demi tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Prinsip yang dipegang sangatlah teguh. Di mana arsip lawas memperlihatkan hal tersebut.

Sebagai penjaga keutuhan bangsa, mereka insyaallah syahid. Karena gugur saat menjalankan tugas menjaga kedaulatan NKRI [Negara Kesatuan Republik Indonesia], mereka adalah pahlawan dan patriot bangsa, ucap Imam, dalam konferensi pers bertajuk  "Kepedulian Bangsa untuk KRI Nanggala 402" di Ruang Pertemuan Utama ACT Lt. 22  Menara 165, Jakarta Selatan pada Senin, (26/4)  menurut keterangan tertulis yang diperoleh Gatra.com pada Selasa, (27/4).

Ia pun mengungkapkan, ACT turut berbelasungkawa atas musibah yang menimpa KRI Nanggala 402 beserta para prajurit di dalamnya. Juga bagi keluarga para prajurit khususnya, dan keluarga besar TNI [Tentara Nasional Indonesia] Angkatan Laut pada umumnya, semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan, tutur Imam.

Sebagai bentuk dukungan kemanusiaan, ACT segera memberikan bantuan biaya hidup, tali asih, dan bantuan pendidikan bagi anak-anak yatim para prajurit. Selain itu, mereka juga memberikan bantuan pangan berupa Beras Wakaf dan Air Minum Wakaf yang kemarin, (26/4) telah sampai di 53 rumah prajurit. Ini merupakan bentuk gotong royong berbagai elemen bangsa dalam meringankan beban keluarga para prajurit yang gugur.

Ini untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan oleh putra-putra terbaik TNI, saudara sebangsa yang berjuang menjaga kedaulatan negeri ini. Mudah-mudahan ini menjadi bagian dari semangat bersama di tengah pandemi yang masih merajalela. Kita buktikan bahwa kita peduli dengan sesama anak bangsa, jelas Imam.

Ia mengatakan, para patriot yang gugur selain sebagai prajurit, juga sebagai kepala keluarga. Mereka meninggalkan istri, anak, serta keluarga di rumah. Sehingga, wajar jika bencana ini disebut sebagai bencana kemanusiaan. Sehingga perlu menjadi perhatian semua elemen bangsa.

Meski ini bukanlah bencana alam yang masif, tetapi harga satu nyawa itu sangatlah berharga. Di mana hilangnya satu nyawa setara dengan hilangnya seribu nyawa. Jadi jangan menganggap bencana ini kecil, karena kita kehilangan patriot bangsa, juga kehilangan kepala keluarga, dan kehilangan ribuan nyawa, pungkas Imam.

118