Banyumas, Gatra.com - Sebanyak 5.200 Alquran dan sarung dibagikan untuk masjid dan musala se-Kabupaten Banjarnegara. Bantuan dari Baznas itu diserahkan oleh Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono secara simbolis kepada takmir masjid beberapa hari lalu.
Selain itu, bupati juga menyerahkan bantuan uang pembinaan senilai total Rp53.100.000 kepada penyuluh agama Islam non PNS. Paket sembako untuk warga penerima manfaat sebanyak 2.100 paket senilai Rp278.430.000, serta bantuan beras untuk warga kurang mampu sebanyak 7.500 kilogram.
Ketua Baznas Banjarnegara, H Sutedjo Slamet Utomo dalam laporannya mengatakan, penyerahan bantuan Baznas kali ini sangat istimewa karena disamping diserahkan saat bulan Ramadan, ada 4 paket bantuan yang diberikan secara bersamaan.
"Pertama, berupa Alquran, yang mana dalam 1 paket berisi 5 buah Alquran dan sarung untuk imam masjid. Rata-rata per desa 3 masjid, totalnya 5.200 Al-Quran dan sarung 1.040 buah," katanya.
Bantuan kedua, berupa paket sembako berisi beras 5 kilogram (kg), gula 1 kg, kecap 550 mg, mie instan 10 bungkus dan teh. Sementara 1.500 paket beras dari Baznas pusat, masing-masing 5 kg untuk warga yang kurang mampu.
Adapun yang keempat adalah stimulan untuk sekolah swasta yakni 17 SMP dan 13 SD. Untuk siswa SMP per bulan mendapat Rp150 ribu per siswa. Sedang siswa SD mendapat Rp 100 ribu per siswa, selama 6 bulan.
“Kemudian untuk MI sebanyak 198 sekolah, dan mendapat Rp50 ribu. Untuk MTs ada 50 sekolah mendapat Rp100 ribu. Masing-masing sekolah 5 anak selama 3 bulan,” ucapnya.
Di samping bantuan tersebut, Baznas Banjarnegara, juga mengadakan pelatihan bagi warga yang sedang berada di Lembaga Pemasyarakatan yang jumlahnya 36 orang.
"Pelatihan tersebut meliputi cukur rambut dan keterampilan las. Juga ada pelatihan pembuatan tempe, pembuatan pakan lokal untuk ikan air tawar," kata Suetedjo.
Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono mengapresiasi Bazanas telah menunjukkan aksi nyata, bukan pencitraan atau pura-pura. "Terima kasih, semoga terus bersinergi mewujudkan masyarakat Banjarnegara, yang pernah bermartabat dan sejahtera," kata Budhi.
