Home Kesehatan Mengenal Dua Tipe Hipertensi

Mengenal Dua Tipe Hipertensi

Jakarta, Gatra.com - Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Muhammad Hafiz Aini, mengatakan sebagian besar pengidap penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi itu tak merasakan keluhan dan gejala. Sehingga, hipertensi sering dianggap sebagai salah satu pembunuh diam-diam (silent killer).

"Nah ditanya nih untuk keluhan bagaimana?harus diketahui adalah sebagian besar itu tidak merasakan keluhan bahkan gejala. Sehingga hipertensi sering dianggap sebagai salah satu pembunuh diam-diam [silent killer]," ujar Hafiz.

Hal itu disampaikannya dalam Seminar Awam Bicara Sehat RSUI ke-39 yang berjudul "Mengatasi Serangan Kardiovaskular di Era Pandemi: Bagaimana Caranya?", secara virtual via Zoom dan disiarkan langsung di kanal YouTube Rumah Sakit Universitas Indonesia pada Rabu, (5/5). '

"Nah ini sebenernya kayak apasih? jadi layaknya kalo seorang pembalap itu yang udah terbiasa ngebut, kalau ditanya dia merasa ngebut enggak?pasti jawabannya tidak. Jadi seseorang nih tensinya udah 150, dia enggak terasa [contoh kasus]. Karena udah terbiasa dengan 150. Kemudian, bahkan dia bisa naik sampe 200, kok enggak pusing yah? nah sudah terbiasa di atas 200. Makanya hati-hati, makanya dibilang sebagian besar tidak ada gejala," tutur Hafiz.

Akan tetapi jika terdapat gejala, terangnya, gejalanya dapat nyeri dada, jantung berdebar-debar, penglihatan buram, mudah lelah, pusing dan juga bisa sakit kepala.

Selain itu, Hafiz juga memaparkan bahwa hipertensi terbagi menjadi 2, yakni hipertensi essensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi essensial merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, artinya ini memang ini disebabkan oleh gaya hidup seseorang dan ini nilainya hampir 90% yang menderita penyakit tersebut.

Sedangkan hipertensi sekunder, lanjutnya, itu adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya dan ini hanya 10% yang mengalami penyakit tersebut. Artinya, hipertensi ini disebabkan oleh hal yang lain, seperti adanya sakit jantung, sakit ginjal, hipertiroid, dan tumor adrenal.

"Jadinya, ada penyebab lain yang bisa menyebabkan hipertensi. Tapi itu hanya 10%, karena 90% nya itu hipertensi essensial atau primer yang penyebabnya itu bisa dikatakan tidak ada karena terjadinya yang tadi, kombinasi multifaktor dari resiko-resiko tersebut," ucap Hafiz.

Selain itu, ia pun menerangkan agar dapat membedakan derajat hipertensi. Derajat hipertensi itu ada terbagi menjadi 4. Pertama, normal, yakni di bawah 120 untuk sistolik dan di bawah 80 untuk diastolik. Kedua, ada yang disebut dengan pre hipertensi, sistolik atau tekanan darah atasnya berkisar 120-139 dan diastolik atau tekanan darah bawahnya berkisar 80-89. Kemudian yang ketiga ialah hipertensi derajat 1, di mana tekanan darah atasnya 140-159 dan tekanan darah bawahnya 90-99. Yang terakhir, keempat adalah hipertensi derajat 2. Sistoliknya itu di atas 160 dan diastoliknya di atas 100.

"Cuma, rekan-rekan harus hati-hati ketika mendapatkan yang disebut dengan krisis hipertensi, yaitu ketika yang bagian atasnya lebih dari 180 [sistolik] atau dan di bawahnya itu lebih dari 120 [diastolik] dengan ada keluhan yang mendadak. Baik mendadaknya itu sakit kepala, atau bahkan kayak stroke atau bahkan nyeri dada. Itu yang kita sebut dengan krisis hipertensi, itu wajib pasiennya kita bawa langsung ke Unit Gawat Darurat [UGD]," terang Hafiz.


 

2142