Home Kesehatan Ayah, Ibu dan Dua Anak, Satu Keluarga Tewas Saat Isoman, Ini Kata Dinkes

Ayah, Ibu dan Dua Anak, Satu Keluarga Tewas Saat Isoman, Ini Kata Dinkes

Banyumas, Gatra.com– Satu keluarga di Purbalingga, Jawa Tengah meninggal dunia berurutan. Dua di antaranya, positif Covid-19 berdasar swab antigen. Bahkan, kematian empat orang yang merupakan ayah, ibu dan dua anaknya itu sempat memunculkan kabar bahwa mereka meninggal dunia ketika isolasi mandiri Covid-19. Belakangan, kabar itu dibantar oleh otoritas setempat.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, Hanung Wikantono menyebut, keempat warga tersebut bukan sedang menjalani isolasi mandiri, meski belakangan dinyatakan positif Covid-19. Pasalnya, swab antigen baru dilakukan setelah mereka meninggal dunia. “Isoman itu dilakukan setelah hasil test baik rapid antigen maupun swab PCR positif, lha mereka ini sakit. Setelah meninggal baru di-antigen, namanya bukan sedang isoman," kata Hanung, saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (20/7).

Informasi yang dihimpun, anggota keluarga pertama yang meninggal dunia adalah Admini (39), yang tinggal di RT 1/3, Kecamatan Bojong. Dia meninggal pada 3 Juli 2021 pukul 01.30 WIB. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit Siaga Medika sehari sebelumnya.

Jenazah Admini dipulangkan tanpa protokol kesehatan Covid-19. Ia juga dimakamkan secara normal. Keterangan dari Puskesmas Bojong menyebut Admini tidak sedang menjalani isolasi mandiri. Pada hari yang sama pukul 23.00 WIB, ayahnya yang bernama Siswomuarto (75), warga RT 2 RW 1 Kelurahan Penambongan, meninggal di rumah. Dari keterangan Puskesmas Bojong, ia tidak pernah menjalani tes swab dan tidak sedang menjalani isolasi mandiri.

Ia memiliki riwayat penyakit diabetes melitus yang diidapnya selama empat tahun. Ia juga rutin mendapat suntikan insulin untuk mengendalikan kadar gula darahnya. Siswomuarto selama ini rutin memeriksakan diri di RS Siaga Medika Purbalingga.

Pada Senin (12/7/2021) pukul 16.00 WIB, Kartini (65), istri Siswomuarto, meninggal di rumah. Ia memiliki riwayat penyakit hipertensi. Puskesmas juga menyatakan ia tidak sedang menjalani isolasi mandiri. Namun setelah meninggal, petugas mengambil sampel swab dari jenazah Kartini dan hasilnya positif Covid-19.

Berselang satu jam, Eni (40), anak Kartini, meninggal di rumah yang berada persis di belakang rumah orangtuanya. Sebelum meninggal, ia mengeluh sakit lambung dan sesak napas. Ia sempat dilarikan ke RS Emanuel Banjarnegara karena rumah sakit di Purbalingga penuh. Namun karena IGD RS Emanuel juga penuh, ia dipulangkan.

Puskesmas juga menyatakan Eni tidak sedang menjalani isolasi mandiri. Namun setelah meninggal, petuga medis melakukan rapid tes antigen dan hasilnya positif Covid-19. Karena tidak sedang menjalani isolasi mandiri, kedua jenazah sempat disucikan layaknya jenazah biasa. Setelah dites antigen dan terkonfirmasi positif, baru petugas medis memanggil tim pemulasaran jenazah. Jenazah baru bisa dimakamkan sekitar pukul 01.00 dini hari setelah menunggu tim pemakam selesai memakamkan jenazah lain.

Meskipun satu keluarga ini meninggal dalam kondisi tidak sedang menjalani isolasi mandiri, namun tes antigen menunjukkan dua di antara anggota keluarga ini positif Covid-19.

2281