Home Olahraga Sepatu Bolong, Atlet Panjat Kibarkan Bendera Raksasa di Karst Citatah

Sepatu Bolong, Atlet Panjat Kibarkan Bendera Raksasa di Karst Citatah

Bandung, Gatra.com - Sejumlah atlet panjat tebing Kabupaten Bandung Barat (KBB) menggelar upacara pengibaran bendera merah putih di Tebing Hawu, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Selasa (17/8).
 
Bendera berukuran raksasa itu dikibarkan membentang di antara tebing satu dengan tebing yang bersebrangan lain. Mereka sengaja mengibarkan bendera berukuran 10x15 meter di kawasan karst Citatah sebagai konservasi lingkungan di butaan purba wilayah Padalarang.
 
Diketahui, berdasarkan hasil kajian Puslit Geoteknologi LIPI, kawasan karst terbentuk 30-20 juta tahun lalu. Terbentang enam kilometer dari Tagog Apu (Padalarang) hingga selatan Rajamandala. Batuan kapur di daerah ini jadi bukti bahwa Citatah pernah jadi dasar sebuah laut dangkal, pada 25 juta tahun silam.
 
Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) KBB Hasan Husaeri mengatakan, gelaran upacara di Karst Citatah ini mengantarkan pesan konservasi alam. Tebing Hawu ini merupakan sisa batuan purba yang masih ada. Sebagian batuan purba di kawasan Karst Citatah sudah dieksploitasi oleh kegiatan pertambangan.
 
"Kita tahu sebagian besar karst di kawasan Citatah sudah banyak dieksploitasi. Maka dengan itu atas nama kelestarian lingkungan kami berharap, baik penambang maupun pemerintah bersepakat untuk menjaga keseimbangan alam," ujar Hasan saat ditemui.
 
Makna kemerdekaan bagi para atlet panjat tebing KBB mungkin berbeda. Mereka masih merasa kesulitan sejumlah fasilitas jika hendak latihan. Mereka terpaksa harus bergantian alat panjat jika hendak berlatih. Padahal, para atlet panjat tebing ini harus berjuang demi memperebutkan medali di Porda 2022 mendatang.
 
"Mendekati babak kualifikasi (BK) November mendatang kita masih kesulitan alat-alat latihan. Sepatu panjat saja pada rusak, sehingga terpaksa atlet harus bergantian menggunakannya," kata Hasan.
 
Yeni Nurmalasari, salah satu atlet panjat tebing mengaku musti susah payah demi bisa berlatih menghadapi Porda 2022 mendatang. Dengan kondisi fasilitas yang tidak mendukung, para atlet panjat tebing diberi target merebut medali emas.
 
"Bagaiman kita bisa merebut medali emas jika fasilitas latihan kita tidak didukung. Sepatu yang kita gunakan ini udah pada bolong. Sepatu ini bekas dari Porda tiga tahun lalu," tutur Yeni.
 
Atas hal itu, Yeni berharap pemerintah daerah bisa mendukung para atlet demi mengharumkan nama Bandung Barat pada helatan Porda 2022 mendatang. Fasilitas yang baik tentu akan menambah daya dukung dan daya juang para atlet.

 

120