Kabul, Gatra.com – Taliban hampir membentuk pemerintahan karena menghadapi tekanan domestik dan internasional untuk memerintah Afganistan dengan toleransi yang lebih besar, terutama pada hak-hak perempuan.

Menurut dua sumber Taliban yang mengatakan kepada kantor berita Agence France-Presse (AFP), pengumuman pemerintahan baru dapat dibuat setelah salat Jumat. Hal ini terjadi ketika kelompok itu bergeser untuk memerintah Afganistan dan sambil mencoba menangkis tantangan bersenjata dari pemberontak di wilayah Lembah Panjshir, Afganistan, sebagaimana dilansir dari stasiun berita Al Jazeera pada Jumat (3/9).

Sementara itu, Barat telah mengadopsi pendekatan dengan menunggu dan melihat ke Taliban. Ada beberapa tanda-tanda keterlibatan dengan para pemimpin baru yang semakin cepat.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, telah memulai kembali penerbangan kemanusiaan ke beberapa bagian negara itu, yang menghubungkan ibu kota Pakistan, Islamabad, dengan Mazar-i-Sharif di Afghanistan utara dan Kandahar di selatan.

Di samping itu, puluhan ribu warga Afganistan telah mengungsi karena kekerasan baru-baru ini. Sebanyak setengah juta lainnya juga diperkirakan menjadi pengungsi di negara tetangga seperti Pakistan dan Iran.

Adapun bandara utama negara itu di Kabul tetap ditutup, tetapi diperkirakan akan dibuka kembali dalam beberapa hari dengan bantuan pakar teknis dari Qatar.