Home Kesehatan Kabar Duka, Tokoh Tionghoa Muslim dan Ketua PITI Banyumas Meninggal

Kabar Duka, Tokoh Tionghoa Muslim dan Ketua PITI Banyumas Meninggal

Banyumas, Gatra.com– Tokoh muslim keturunan Tionghoa yang juga Ketua Persatuan Islam Tionghoa (PITI) Kabupaten Banyumas, Yusuf Gunawan Santoso meninggal dunia, Sabtu malam (11/9). Ia mengembuskan napas terakhir Rumah Sakit Geriyatri, Purwokerto dalam usia 66 tahun.

Kabar duka ini diumumkan oleh salah satu Pengurus MUI Kabupaten Banyumas. "Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Telah meninggal dunia Bapak H. Yusuf Gunawan (Beliau termasuk pengurus MUI Banyumas periode 2015-2020) tadi sekitar jam 18.30 di Rumah Sakit Geriyatri Purwokerto. Semoga Almarhum Husnul Khotimah.. Aamiin..." ucap dia dalam penyampaian kabar duka tersebut.

Yusuf Gunawan Santoso lahir dengan nama Tionghoa Khoe Ting Ay. Ia selaku sesepuh sekaligus Ketua PITI Banyumas. Yusuf adalah pendiri Masjid Andre Al Hikmah, Wlahar Kulon Patikraja, Kabupaten Banyumas.

Menjadi mualaf bukan perkara mudah bagi Khoe Ting Ay. Ia mendapat ujian berat di awal kepindahannya memeluk Islam pada tahun 1989. Tantangan terberat dia adalah meyakinkan keluarga besarnya agar bisa menerimanya utuh sebagai seorang muslim. Maklum, keluarganya adalah pemeluk non muslim yang taat.

Ia pun rela meninggalkan keluarga termasuk bercerai secara baik-baik dengan istrinya yang sudah tidak seiman. Maka ia pindah dari Jakarta ke Wlahar Kulon Patikraja untuk memasuki kehidupan baru sebagai seorang muslim.

Jenazah H Yusuf Gunawan Santoso dimakamkan hari ini Minggu (12/09/2021) di Pemakaman Umum Desa Wlahar Kulon Patikraja. Di Banyumas, semasa hidup Yusuf Gunawan Santoso mengelola pabrik mi tradisional. Namanya, Mie Cap Tiga Anak. Yang menakjubkan, ternyata sejarah mi Cap Tiga Anak ini telah dimulai jauh hari sebelum Indonesia merdeka, tepatnya tahun 1925, nyaris seabad lalu.

Mi Tiga Anak merupakan bisnis keluarga dari pabrik 'Mie Ho Kie San' yang kini dikelola oleh generasi ketiga keluarga ini. Oleh masyarakat Banyumas, Jawa Tengah dan Yogakarta, mie Cap Tiga Anak lebih populer disebut Mie Bal. "Karena ada gambar tiga anak yang sedang bermain bola," ucap pemilik pabrik mie Cap Tiga Anak, Yusuf Gunawan Santoso, kala itu.

Zaman keemasan mie Cap Tiga Anak dicapai pada masa generasi kedua pengelola. Hingga awal 1970-an, Mie Cap Tiga Anak alias mie bal menguasai pasar eks-karesidenan Banyumas hingga Semarang dan Yogyakarta.

15455