Home Hukum Ketua IPW Ngatain Irjen Pol Napoleon Bonaparte Kadrun (Kadal Gurun)

Ketua IPW Ngatain Irjen Pol Napoleon Bonaparte Kadrun (Kadal Gurun)

Jakarta, Gatra.com- Indonesia Police Watch (IPW) mempertanyakan tindakan kekerasan tersangka kasus suap terdakwa kasus suap penghapusan red notice Djoko Tjandra, Irjen Pol Napoleon Bonaparte yang menganiaya sesama tahanan Mabes Polri, Muhammad Kace. Kace adalah penghina dan pendusta agama yang berurusan dengan polisi gegara aksi amatiran di YouTube.
 
Ketua IPW, Sugeng Imam Santoso menilai tindakan Napoleon tak berbeda dengan 'kadrun'. Oleh sebab itu, Sugeng mempertanyakan proses rekrutmen dan pendidikan dalam tubuh Polri. "Saya mempertanyakan pola rekrutmen pendidikan dan juga soal sikap mental para jenderal nich, yang kemudian dalam tanda kutip (seperti) kadrun," ujar Ketua IPW Sugeng kepada Gatra, Senin (20/9).
 
Menurut Sugeng sebagai perwira Polri, Napoleon seharusnya mempunyai sikap menghormati hukum, nasionalis dan juga paham bersikap dalam menyampaikan pandangan keagamaan. Oleh sebab itu, Sugeng mempertanyakan tindakan Napoleon yang lebih menunjukkan sikap agamanya yang keras dibanding hasil pendidikannya selama di Polri. "Jenderal polisi atau para perwira polisi kan dilatih untuk bersikap nasionalis, menghormati hukum, etika, kemudian juga sikap dalam pandangan keagamaan," ucap Sugeng.
 
"Entah karena dia sudah menjadi tersangka dan diproses pidana, Napoleon memunculkan wajah aslinya sebagai seorang yang ghirah keagamaannya lebih muncul daripada proses panjang dia menjadi polisi," sambung Sugeng.
 
Oleh sebab itu, Sugeng melihat ada masalah dalam pemahaman agama Napoleon. Menurutnya, tindakan Napoleon yang mengatasnamakan ummat Islam sangat tidak tepat. "Tidak semua umat Islam kan melakukan itu. Artinya ada pemahaman keagamaan yang masalah. Apalagi dia penegak hukum. Tahu hal itu," tutur Sugeng 
 
Lebih lanjut, Sugeng mengingatkan Polri untuk mewaspadai ideologi anggotanya. Menurutnya, sikap Napoleon tersebut mempunyai potensi yang berbahaya juga dibiarkan.
 
"Model seperti pak napoleon ini, kalau misalkan ada yang mengindoktrinasi ya punya potensi bahaya. Jadi di sini yang saya melihat, polri harus waspada secara internal secara ideologi daripada anggotanya," ungkap Sugeng.
 
Adapun alasan Irjen Napoleon Bonaparte yang menganiaya YouTuber amatiran Muhammad Kace, karena tidak terima Islam dihina. Dia mengatakan, penganiayaan itu adalah tindakan terukur bagi penista agama.

“Siapa pun bisa menghina saya. Tetapi, tidak terhadap Allahku, Al Quran, Rasulullah SAW dan akidah Islamku. Karenanya saya bersumpah akan melakukan tindakan terukur apapun kepada siapa saja yang berani melakukannya,” kata Napoleon dalam surat terbukanya.

Selain menganiaya, Irjen Napoleon Bonaparte diduga bersama tahanan lain, juga melumuri kotoran tinja di wajah Mohammad Kace. “Dari penyelidikan dan keterangan yang diperoleh, wajah dan tubuh korban dilumuri kotoran manusia oleh pelaku,” ujar Dirtipidum Bareskrim Brigjen Andi Rian Djajadi di Jakarta, Minggu (19/9).

Kace diketahui mengadu ke Bareskrim Polri terkait penganiayaan tersebut. Bareskrim Polri juga akan segera memeriksa Irjen Napoleon Bonaparte. Penyidik ingin mengetahui motif penganiayaan tersebut.

Sementara itu, Ketua Umum DPP KNPI, Haris Pertama mengucapkan terimakasih kepada Irjen Pol Napoleon Bonaparte yang menganiaya Muhammad Kace. "Terimakasih Jenderal, kau telah menghukum sang penista agama,” kata Haris Pertama di Twitter-nya, Senin (20/9/2021).

Haris bilang, dirinya juga tidak akan membiarkan para buzzer yang melakukan penistaan agama di media sosial.

19767