Home Kesehatan Kok Bisa Warga Biasa Dapat Vaksin Dosis Ketiga? Ini Temuan Survei

Kok Bisa Warga Biasa Dapat Vaksin Dosis Ketiga? Ini Temuan Survei

Jakarta, Gatra.com - Salah satu temuan Survei Vaksin Covid-19 Indonesia yang diinisiasi oleh Katadata Insight Center dan KawalCOVID-19 menunjukkan bahwa sudah banyak warga biasa yang mendapatkan dosis vaksin ketiga.

Menurut survei tersebut, sebanyak 25,0% responden menyatakan bahwa mereka mendapat dosis ketiga karena memiliki kenalan atau teman dekat yang mengurus tempat vaksinasi.

“Alasannya mereka bisa mendapatkan [vaksin dosis tiga] karena hal-hal yang disebutkan di sini, apakah kenalan dengan pengelola vaksin. Kemudian juga informasi di sosial media dan lain sebagainya,” ujar Kepala Katadata Insight Center, Adek Media Roza dalam konferensi pers virtual yang digelar pada Rabu, (22/9/2021).

Persentase itu jauh lebih besar dari responden yang menyatakan mereka mendapat dosis booster karena mendapat informasi dari media sosial yang hanya sebesar 18,0%.

Sebanyak 12,5% responden menyatakan bahwa mereka mendapat dosis ketiga karena ditawari oleh pejabat setempat. Responden yang menyatakan mendapat dosis ketiga karena membayar ke perusahaan juga sebanyak 12,5%.

Padahal, sudah diketahui bersama bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang memprioritaskan tenaga kesehatan (nakes) terlebih dahulu ketimbang warga biasa untuk mendapatkan vaksin dosis ketiga tersebut.

“Vaksinasi booster diprioritaskan untuk nakes, sedangkan masyarakat umum dinilai belum perlu vaksin booster,” cuit akun resmi Kemenkes di media sosial Twitter pada 8 September 2021 lalu.

Sementara itu, menurut salah satu pendiri KawalCOVID-19, Elina Ciptadi—yang juga terlibat dalam menginisiasi survei di atas—alasan mengapa warga biasa bisa dengan mudah mendapat vaksin dosis ketiga dari teman dekat adalah karena tersedianya vaksin sisa.

“Yang menarik adalah ketika ditawari oleh pejabat setempat atau ketika mereka membayar ke perusahaan, jadi di situ ada faktor yang di luar dosis sisa yang bisa jadi faktor mereka mendapatkan akses khusus,” ujar Elina.

Walau demikian, kondisi yang dicerminkan oleh survei ini bisa dikatakan bukanlah merupakan cerminan umum di seluruh wilayah Indonesia. Pasalnya, dari sejumlah 2899 responden dari survei tersebut, 76,0% di antaranya merupakan responden yang berasal dari Pulau Jawa.

Sementara jumlah responden yang berasal dari luar Jawa adalah sebagai berikut: Sumatera 10,6%, Kalimantan 6,2%, Sulawesi 3,4%, Bali dan Nusa Tenggara 3,3%, dan Maluku dan Papua 1,3%.

Survei ini dilakukan dalam rentang waktu 6-22 Agustus 2021. Survei ini dilakukan secara daring.

15766