Home Kesehatan Survei: Mayoritas Warga Menolak Skema Vaksinasi Berbayar

Survei: Mayoritas Warga Menolak Skema Vaksinasi Berbayar

Jakarta, Gatra.com– Hasil survei Change.org Indonesia, Katadata Insight Center (KIC) dan KawalCOVID19.id menampilkan data bahwa mayoritas responden tidak mendukung skema vaksinasi berbayar karena menganggap vaksin sebagai hak warga di kala pandemi. Selain itu, skema berbayar dianggap tidak adil terhadap warga kurang mampu.

Head of Katadata Insight Center (KIC) Adek Media Roza menyebutkan bahwa 70% responden tidak setuju vaksin berbayar. Mereka mengatakan bahwa vaksin merupakan hak warga negara (73,9%), vaksin berbayar tidak adil bagi yang kurang mampu (67,9%) dan ada potensi menjadi ladang korupsi di Indonesia (53,5%).

Sementara 20,2% responden setuju skema vaksin berbayar dengan alasan agar vaksinasi lebih cepat selesai (71,3%), agar vaksin gratis diberikan hanya kepada yang tidak mampu (52,4%) dan agar mengurangi antrian bagi penerima vaksin gratis (49,9%).

“Di antara responden yang setuju vaksin berbayar, ada kecenderungan semakin senior usianya dan semakin baik status ekonominya, dukungan terhadap skema berbayar semakin tinggi tapi tidak sampai menjadi mayoritas,” kata Adek dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/9).

Adek melanjutkan bahwa 86,6% responden menyarankan keluarga dan teman-teman mereka untuk divaksinasi dengan frekuensi sesekali sampai tiap hari. Alasan yang paling sering diungkapkan adalah agar orang-orang terdekat mereka terlindungi (78,7%), dan agar dapat beraktivitas seperti normal (70,1%).

Sebanyak 37,5% responden menyatakan orang terdekat mereka ada yang sudah lansia. Serta 34,6% mengatakan orang terdekat mereka ada yang memiliki mobilitas tinggi karena harus bekerja dari kantor.

“Kami melihat data ini sebagai indikasi yang baik bahwa responden sadar pentingnya melindungi yang rentan, dan bahwa melindungi diri sendiri saja tidak cukup. Semakin banyak orang di lingkungan sosial mereka yang tervaksinasi, semakin rendah risiko bagi mereka,” jelas Co-founder KawalCOVID19, Elina Ciptadi menambahkan.

Namun ada 13,4% atau 1.113 responden yang tidak pernah menyarankan keluarga dan teman-teman mereka untuk divaksinasi. Alasan utamanya adalah memberi kebebasan kepada orang terdekat karena pilihan di tangan masing-masing (81,4%).

Di antara mereka yang tidak pernah menyarankan lingkungan terdekatnya untuk vaksinasi, 65,9% atau 773 memang belum divaksinasi dan 79% atau 154 dari mereka merasa tidak ingin divaksinasi. Terdapat kecenderungan dimana jika responden sendiri belum dan tidak ingin divaksinasi, mereka tidak akan menyarankannya pada orang lain.

Survei ini merupakan kolaborasi Change.org Indonesia, Katadata Insight Center dan KawalCOVID19.id untuk mendapatkan masukan publik mengenai pelaksanaan vaksinasi di Indonesia serta perbaikan yang bisa dilakukan kedepannya.

Survei ini disebarkan 6-21 Agustus 2021 secara online ke seluruh Indonesia dengan melibatkan 8.299 responden menggunakan metode convenience sampling.

“Melalui hasil survei ini, kami bisa memetakan masalah-masalah apa yang dihadapi masyarakat berdasarkan pengalaman dan persepsi vaksinasi warga. Ini penting agar masyarakat dan pemerintah bisa menggunakan inputnya untuk memperbaiki program vaksinasi ke depannya,” kata campaigner dari Change.org Indonesia, Efraim Leonard. 

97