Home Politik Ketika Banyak PKI Ditahan, Saksi Sejarah Ungkap Kondisi Mencekam

Ketika Banyak PKI Ditahan, Saksi Sejarah Ungkap Kondisi Mencekam

Kendal, Gatra.com - Lapas Pemuda Klas IIB Plantungan Kabupaten Kendal Jawa Tengah pernah dijadikan sebagai penjara perempuan tahanan politik (Tapol) kader dan simpatisan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Bangunan peninggalan kolonial Belanda dibangun mulai tahun 1871 sampai dengan 1930 digunakan untuk tempat peristirahatan tentara Belanda, juga sebagai tempat menahan tawanan perang.

Dari tahun 1930 sampai dengan 1968 bangunan beralih fungsi dan digunakan sebagai Rumah Sakit Kusta yang di kelola oleh yayasan Bala Kesalamatan. Menurut Mbah Tunjung 75 tahun warga setempat, sejak tahun 68 saat dirinya berusia 22 tahun banyak melihat ibu-ibu istri PKI atau perempuan-perempuan dari Gerwani di tahan di penjara dekat rumahnya yang kini digunakan sebagai Lapas Pemuda.

"Jumlahnya yang ditahan di sini banyak sekali. Ratusan atau mungkin bisa ribuan orang. Saya kurang tahu persisnya," kata Mbah Tunjung, Jumat (1/10).

Kakek kelahiran 1946 mengatakan, selain banyak ibu-ibu yang ditahan di bangunan peninggalan Belanda ini, ia diusia mudanya juga melihat banyaknya aparat negara baik polisi maupun tentara yang berjaga disetiap jalan menuju ke penjara dan jalan-jalan masuk menuju desanya.

Perempuan tapol, lanjut Mbah Tunjung, dipenjara dibangunan bekas rumah sakit kusta hanya beberapa waktu saja. Selama dipenjara, perempuan-perempuan tapol ini tidak diperbolehkan untuk dijenguk. Namun tak lama, para tapol dipindah ke penjara lain yang dirinya tak tau persisnya dimana tempatnya. "Mereka itu ditahan disini cuma sebentar. Sekitar 2-3 tahun saja," terangnya.

Sebagai tapol, ada dua orang Gerwani yang meninggal saat dipenjara. Dua orang yang diduga anggota Gerwani yang meninggal tidak diketahui berasal dari daerah mana. Sedangkan para perempuan tapol yang menghuni penjara Plantungan berasal dari sejumlah daerah di Jawa Tengah.

"Yang meninggal itu saya tidak tahu persis orang dari mana. Namun yang dipenjara itu ada yang berasal dari Kendal, Semarang, Solo dan daerah lain di Jawa Tengah," ungkapnya.

Ia menuturkan, orang kampung di sekitar penjara pada jaman dulu merasa sangat ketakutan begitu tahu banyak istri dari PKI ditahan dipenjara tersebut. Orang kampung takut karena tahu bahwa PKI sangat kejam dan tak segan untuk membunuh. Apalagi orang dikampungnya juga tahu bahwa pada saat itu di Jakarta telah meletus isu PKI membunuh para Jendral.

"Namanya saja orang kampung, ya ketakutan sekali jaman itu," imbuhnya.

Dirinya yang baru saja mendampingi Bupati Kendal Dico M Ganinduto melihat kondisi bangunan peninggalan Belanda tersebut juga menyampaikan bahwa pada saat istri-istri PKI ditahan, setiap malam, puluhan tentara dan polisi yang berjaga disetiap akses masuk ke penjara rutin melakukan patroli masuk ke setiap gang di desanya. 

Kondisi demikian pada jaman dahulu malah membuat warga semakin ketakutan. "Warga ya takut. Namanya saja orang desa jaman dulu, lihat begituan ya pasti ketakutan. Kondisinya mencekam mas," bebernya.

Ketakutan warga juga disebabkan karena rasa khawatir jika PKI marah lalu mengamuk membabi buta lantaran istrinya ditahan dipenjara yang ada di kampungnya.

Kondisi pada jaman dahulu dibandingkan dengan kondisi sekarang sudah berbanding terbalik. "Sekarang sudah enak. Enggak ada PKI, semuanya aman dan guyub rukun. Jaman dulu itu menakutkan mas," ujarnya.




 

5237