Home Kebencanaan Solar Langka, Nelayan di Rembang Terancam Tak Bisa Melaut

Solar Langka, Nelayan di Rembang Terancam Tak Bisa Melaut

Rembang, Gatra.com- Kelangkaan solar berimbas terhadap aktivitas nelayan di Kabupaten Rembang, Jawa tengah. Para nelayan terpaksa berhenti melaut karena ketiadaan bahan bakar kapal.

Pantauan di SPBUN KUD Saroyo Mino yang berada di Pelabuhan Ikan Tasikagung, antrian kendaraan pengangkut puluhan jerigen tampak mengular. Para nelayan memilih mengantrikan jerigen di SPBU untuk menunggu pengiriman solar dari Pertamina. Salah satu nelayan Eko Toro, mengungkapkan kelangkaan solar sudah terjadi sebulan lalu.

"Bisa dilihat sendiri. Ini ada tiga tossa dan dua colt bak terbuka. Ratusan jerigen juga ditinggal pemiliknya antri disini. Ini biasanya bisa sampai 3 hari. Kayak kemarin baru datang, sore sudah habis. Ini antri lagi," kata Eko, Sabtu (23/10).

Eko mengatakan kelangkaan ini membuat para nelayan merugi. Para nelayan tidak bisa melaut karena ketiadaan bahan bakar kapal.

"Kami para nelayan sangat merugi, karena terhalang dengan bahan bakar. Sementara berhenti melaut sambil menunggu solar ada lagi," ucapnya.

Hal senada juga dikeluhkan nelayan lain, Yeyen mengaku kelangkaan pasokan solar sudah berlangsung selama hampir sebulan. Hal ini membuat para nelayan di Rembang tak bisa melaut.

"Sudah langka, pembelian solar juga dibatasi. Kami berharap pasokan BBM solar segera kembali normal. Sehingga para nelayan khususnya di Kabupaten Rembang bisa kembali melaut," imbuhnya.

Sementara itu, Pengelola SPBUN KUD Saroyo Mino Tasikagung, Bambang Purnono menjelaskan, terkait kelangkaan pasokan BBM solar untuk nelayan, pihaknya sudah menghubungi pihak Pertamina untuk segera ada pengiriman pasokan solar.

"Untuk hari-hari ini, keterlambatan pengiriman pasokan BBM solar biasanya 2 sampai 3 hari. Biasanya satu hari sudah dikirim. Tapi ini sampai 2 hari baru dikirim," ucapnya.

Bambang mangaku banyak mendapat protes dari nelayan akibat kelangkaan solar ini. Namun ia pun tidak bisa berbuat banyak.

"Protes banyak. Tapi mau bagaimana. Kita kan hanya nunggu dari Pertamina. Harapannya bisa kembali normal seperti biasa," ujarnya.

1135