Home Apa Siapa Terpilihnya Ketua Lembaga Adat Melayu Riau dan Kiprahnya

Terpilihnya Ketua Lembaga Adat Melayu Riau dan Kiprahnya

Pekanbaru, Gatra.com - Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau menetapkan Datuk H.R. Marjohan Yusuf sebagai Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAM Riau, Senin (8/11). 

Datuk Marjohan menggantikan Datuk Seri H. Al azhar yang meninggal dunia, 12 Oktober lalu.

Adapun penetapan Ketua MKA yang baru tersebut berdasarkan rapat pleno yang dipimpin Sekretaris Umum MKA LAMR Datuk H. Taufik Ikram Jamil, didampingi Datuk Rustam Efendy dan Datuk Tarlaili. 

Dari 42 orang pengurus dan anggota MKA LAMR , ada 27 orang hadir secara fisik, tiga orang izin, dan satu orang sakit. 

Menurut Taufik Ikram Jamil, rapat pleno didasarkan pada Bab VII Pasal 8 dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART LAMR). Disebutkan bahwa pergantian antar waktu (PAW) pengurus LAMR dapat terjadi apabila meninggal dunia dengan melaksanakan rapat pleno lengkap. Ketum adalah salah seorang unsur pengurus.

" Sekarang, Datuk Marjohan definitif sebagai Ketua Umum MKA LAMR Riau dan berhak menyandang gelar Datuk Seri,” kata Taufik.

Taufik mengatakan, penetapan Datuk Marjohan sebagai Ketua MKA yang baru turut merujuk pada tradisi yang dilakukan LAMR , seperti saat meninggalnya Ketum MKA LAMR Datuk Tenas Effendy tahun 2015. 

Saat itu posisi Datuk Tenas diganti pemangku setingkat di bawahnya yakni Datuk O.K. Nizami Jamil melalui rapat MKA. Adapun Datuk Marjohan memegang pemangku setingkat di bawah Ketum MKA LAMR Datuk Seri Al Azhar yang meninggal dunia. 

Selain merujuk peraturan internal, penunjukan Datuk Marjohan juga berdasarkan hasil konsultasi bersama Gubernur Riau selaku payung panji LAMR, pada Sabtu (16/10). 

Saat itu Gubernur Riau Syamsuar yang bergelar Datuk Seri Setia Amanah, meminta MKA LAMR menjalankan mekanisme normatif yakni berdasar aturan AD/ART dan pengalaman  sebagaimana diurai diatas. 

Sebagai informasi, LAMR belakangan ini banyak memainkan peran krusial bagi masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan tampilnya LAMR sebagai tempat pengaduan bagi warga dalam mengurai persoalan sosial kemasyarakatan, seperti sengketa tanah ulayat bahkan perjuangan ekonomi di blok Rokan. 

2653