Home Pendidikan Guru SMP di Wonosobo Jadi Top Inovator Jateng, Nyontek Semakin Sulit

Guru SMP di Wonosobo Jadi Top Inovator Jateng, Nyontek Semakin Sulit

Banyumas, Gatra.com – Inovasi bertajuk Strategi Pelayanan Publik untuk Siswa dan Guru Melalui Budaya Literasi Digital (SAPU LIDI), berhasil menembus 10 besar Top Inovator Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tingkat Provinsi Jawa Tengah.

Hasil karya Puji Narima Wati, Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 2 Selomerto Wonosobo ini mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Tengah. Puji bersyukur dan bangga karyanya mendapatkan sambutan positif dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

“Sulit diucapkan dengan kata-kata namun saya sangat terharu, bersyukur dan bangga atas penghargaan dari Gubernur Jawa Tengah ini, semoga bisa menjadi motivasi kedepan untuk terus berkarya untuk dunia pendidikan di Kabupaten Wonosobo,” ucap Puji, dalam keterangannya, Kamis (2/12).

Puji mengakui SAPU LIDI lahir dari rasa prihatin dengan kurangnya minat baca para siswa di SMP Negeri 2 Selomerto sehingga saat diminta membuat tugas, mereka terbiasa menjadi plagiat, alias peniru dari tugas-tugas karya orang lain yang ditemukan di internet.

“Awalnya karena kami prihatin dengan kurangnya minat baca para siswa SMP Negeri 2 Selomerto, sehingga kami mencoba untuk membuat program membaca dan menulis secara digital melalui aplikasi Chat Whatsapp,” terang Puji.

Tulisan para siswa melalui platform pesan digital tersebut, oleh Puji kemudian dilakukan check orisinalitasnya menggunakan portal Small SEO Tools yang tersedia di internet.

“Hasil cek langsung di Small SEO Tools menunjukkan sebagian besar hasil tugas siswa memang produk plagiasi, sehingga kami kemudian meminta mereka mengulang pengerjaannya dengan tidak mencontoh lagi karya orang lain,” beber penulis buku aktif yang juga telah menerima apresiasi Top 5 Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Kabupaten Wonosobo tersebut.

Setelah melalui uji coba dan upaya untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap minat literasi digital, Puji menyebut kebiasaan plagiasi para siswa, khususnya pada tugas-tugas membuat essai, buku puisi dan cerpen menurun drastis.

“Akhir tahun ajaran lalu, hanya ditemukan 10 siswa saja yang melakukan plagiasi dan itupun tidak utuh sehingga bisa kami maklumi,” lanjutnya.

Dengan naiknya minat literasi digital, Puji juga mengaku gembira, karena nilai rata-rata siswa SMP Negeri 2 Selomerto mengalami peningkatan dari 82 menjadi 83 poin.

Namun demikian, dari capaian prestasi membanggakan di tingkat provinsi tersebut Puji mengaku masih memiliki pekerjaan rumah yang mesti dituntaskan, yaitu mengembangkan aplikasi secara mandiri, bukan merupakan hasil kolaborasi dengan pihak lain.

Saat ini, SAPU LIDI diakui Puji masih merupakan hasil kerjasama dengan GMB Indonesia terutama dalam hal penyediaan literasinya. “Alhamdulillah ada dukungan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo yang akan membentuk tim gerakan literasi sekolah sehingga kami optimis harapan tersebut dapat dipenuhi,” tandasnya.

Ia berharap inovasi sederhana yang mudah untuk diterapkan itu akan mampu menembus persaingan di kompetisi ketat tingkat Provinsi dan dapat diimplementasikan lebih luas di seluruh sekolah di Kabupaten Wonosobo.


 

1728