Home Teknologi Terungkap Pemicu Hujan Es di Banyumas

Terungkap Pemicu Hujan Es di Banyumas

Cilacap, Gatra.com – Fenomena hujan es disertai angin kencang dan hujan lebat di sejumlah wilayah Kabupaten Banyumas pada Senin (27/12) lalu disebabkan keberadaan awan Cumulonimbus (CB).

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Rendi Krisnawan mengatakan, dari pantauan foto satelit cuaca Himawari, pada pukul 08.00 UTC atau sekitar pukul 15.00 WIB, wilayah Banyumas dan Purbalingga sudah diselimuti awan CB yang ditandai dengan warna oranye keputihan dan warna merah. Warna merah ini lah yang patut diwaspadai karena merupakan inti awan CB di mana suhu sangat dingin.

“Wilayah Kabupaten Banyumas dan Purbalingga sudah diselimuti awan Cumulonimbus atau awan CB, yang ditandai di foto satelit berwarna oranye keputihan dan juga berwarna merah. Yang berwarna merah itu, inti selnya itu yang lebih matang,” ucap dia, Rabu (29/12).

Dia menjelaskan, proses pembentukan es pada awan tersebut dipengaruhi oleh pergerakan massa udara naik dan turun yang sangat kuat atau dikenal dengan strong updraft and downdraft di dalam awan CB.

Pergerakan massa udara naik (updraft) yang cukup kuat dapat membawa uap air naik hingga mencapai ketinggian di mana suhu udara menjadi sangat dingin hingga uap air membeku menjadi partikel es.

“Jadi yang berwarna merah itu yang sangat cukup diwaspadai. Hujan es terjadi karena awan Cumulonimbus,” jelas Rendi.

Partikel es dan partikel air super dingin akan bercampur dan teraduk-aduk akibat proses updraft dan downdraft hingga membentuk butiran es yang semakin membesar. Saat butiran es sudah terlalu besar, maka pergerakan massa udara naik tersebut tidak akan mampu lagi mengangkatnya sehingga butiran es akan jatuh ke permukaan bumi menjadi hail atau hujan es.

Rendi menambahkan, strong updraft di suatu daerah dapat terbentuk akibat adanya pemanasan matahari yang intens, pemanasannya sangat optimal dan kuat, antara pagi hingga siang hari, serta dapat dipengaruhi oleh topografi suatu daerah.

Pada fenomena hujan es/hail, lapisan tingkat pembekuan (freezing level) mempunyai kecenderungan turun lebih rendah dari ketinggian normalnya. Hal ini menyebabkan butiran es yang jatuh ke permukaan bumi tidak mencair sempurna.

Lapisan tingkat pembekuan (freezing level) merupakan lapisan pada ketinggian tertentu di atas permukaan bumi di mana suhu udara bernilai nol derajat Celsius.

Pada ketinggian ini, butiran air umumnya akan membeku menjadi partikel es. Di Indonesia, umumnya lapisan tingkat pembekuan (freezing level) berada pada kisaran ketinggian antara 4-5 km diatas permukaan laut.

“Adanya lapisan yang tingkat pembekuan yang lebih rendah, dikenal dengan istilah Lower Freezing Level,” jelasnya.

Diketahui, hujan es terjadi di dua kecamatan di wilayah Kabupaten Banyumas pada Senin sore. Hujan es disertai angin kencang dan hujan lebat itu merusak puluhan rumah. Dari jumlah itu, sedikitnya 14 rumah di antaranya rusak berat. Dilaporkan tiga orang terluka dalam insiden ini.


 

1868