Home Regional Vaksin Booster Berbayar, Rawan Penyelewengan

Vaksin Booster Berbayar, Rawan Penyelewengan

Sukoharjo, Gatra.com - Program vaksinasi booster Covid-19 di Indonesia akan dimulai pada 12 Januari mendatang. Kendati demikian program ini tidak digratiskan untuk semua kalangan masyarakat. Hal tersebut lantas membuat anggota DPR RI Muchamad Nabil Haroen ikut bersuara. 

Pria yang akrab disapa Gus Nabil tersebut meminta Presiden Joko Widodo agar bisa menggratiskan vaksin booster ke seluruh kalangan masyarakat tanpa kecuali. Sebab apabila vaksin booster berbayar, maka membuat minat masyarakat untuk mengikuti vaksinasi turun.

"Saya minta digratiskan kepada masyarakat, karena vaksinasi booster ini penting bagi masyarakat untuk melindungi paparan Covid-19, baik varian delta atau omicron," terangnya, Senin (10/1).

Hal tersebut ditambah harga varian vaksin yang mencapai hampir Rp 1 juta. Padahal berkaca pada vaksinasi gratis sebelumnya, yang mana belum semua masyarakat mau untuk vaksin. 

Selain itu, vaksin berbayar dikhawatirkan berpotensi rawan permainan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.

"Takutnya, kalau tidak digratiskan akan ada yang main-main," ucapnya.

Menurut Gus Nabil, dari sisi anggaran, Pemerintah dimungkinkan akan mampu menyiapkan. Sedangkan untuk ketersediaan stok vaksin, ia telah mendengar laporan dari Kemenkes bahwa stok terbilang mencukupi. Bahkan tahun ini, vaksin dalam negeri yakni merah putih sudah bisa digunakan.
 
"Saya rasa ruang anggaran pemerintah pusat masih bisa. Wong kemarin saja bisa, booster ini juga bisa seharusnya. Dan kami terus mendorong agar pemerintah pusat bisa menggratiskan vaksin booster. Ini berdasarkan suara yang kami dengar dari masyarakat dan tenaga kesehatan di lapangan," tandasnya.

1058