Home Lingkungan The Coca-Cola Foundation Serahkan Rp 3,2 Miliar Bangun Sumur Resapan di Jatiluhur

The Coca-Cola Foundation Serahkan Rp 3,2 Miliar Bangun Sumur Resapan di Jatiluhur

Purwakarta, Gatra.com– The Coca-Cola Foundation  (lembaga filantropi internasional The Coca-Cola Company) memberikan pendanaan sebesar lebih dari Rp 3,2 Miliar kepada Yayasan FIELD untuk inisiatif Sumur Resapan di wilayah Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Dalam program ini, Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) melakukan pemantauan terhadap pembangunan proses pembangunan sumur resapan di lapangan bersama dengan Yayasan FIELD.

Wilayah Jatiluhur adalah daerah resapan air hujan yang saat ini mengalami penurunan debit mata air pada tanah. Hal ini diakibatkan oleh adanya perubahan tata guna lahan di wilayah tersebut.

Untuk itu, dana dari The Coca-Cola Foundation (TCCF) telah dipergunakan untuk membangun sejumlah 854 sumur resapan yang dinamai program “Menabung Air di Sumur Resapan”.

President of The Coca-Cola Foundation, Saadia Madsbjerg mengatakan, perubahan iklim dan perubahan tata guna lahan dapat mengakibatkan terbatasnya ketersediaan air. Serta menyebabkan penurunan debit air di daerah yang terdampak.

"The Coca-Cola Foundation sangat bangga dapat mendukung pembangunan sumur resapan bersama Yayasan FIELD di delapan desa yg berada di wilayah resapan air hujan di Jatiluhur. Solusi ini merupakan bagian dalam upaya mempertahankan kelestarian lingkungan serta untuk mendukung akses air bagi masyarakat setempat yang membutuhkan,” paparnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (29/3).

Kedelapan lokasi desa tersebut meliputi Desa Tajursindang, Desa Sindanglaya, serta Desa Panyindangan, dan Desa Batutumpang. Juga Desa Tegalwaru, Desa Tegalsari, serta Desa Sukahaji, dan Desa Warungjeruk.

Pembangunan sumur resapan telah berjalan dari tahun 2021 dan selesai pada bulan Maret 2022. Selama proses pembangunan sumur resapan telah berdampak kepada 6.800 jiwa.

Sumur-sumur resapan yang dibangun telah dirasakan manfaatnya dalam pengendalian banjir lokal dan juga memperbaiki ketersediaan air di desa-desa sekitar pembangunan sumur resapan.

Sekretaris Kabupaten Purwakarta, H. Iyus Permana, menyampaikan bahwa Program Sumur Resapan ini sangat penting serta dibutuhkan oleh warga Kecamatan Tegalwaru dan Sukatani. "Dimana setiap musim kemarau mereka selalu rentan mengalami kekeringan. Dengan adanya program ini, kami berharap masalah kekeringan dapat berkurang dan teratasi,” jelasnya.

Direktur Eksekutif Yayasan FIELD, Heru Setyoko lebih lanjut menjelaskan teknologi Sumur Resapan cocok untuk dibangun di delapan desa di sekitar Jatiluhur. Sumur resapan merupakan teknologi yang mudah dan murah, namun cukup efektif dan efisien dalam menanggulangi krisis air.

“Dengan sumur resapan inilah air dapat tertampung, tertahan dan meresapkan aliran air atau air hujan ke lapisan tanah (akuifer). Berdasarkan penelitian, program Sumur Resapan dapat meningkatkan jumlah debit air tanah sebesar 30% dalam waktu 1-2 tahun,” jelasnya.

Ketua Pelaksana CCFI, Triyono Prijosoesilo mengatakan bahwa melalui program “Menabung Air Hujan di Sumur Resapan”, masyarakat dapat menabung air selama musim hujan. Juga memanen hasilnya dalam waktu yang relatif singkat.

"Serta menjamin ketersediaan akses air bagi masyarakat penerima program dan kelestarian lingkungan. Kami memiliki rekam jejak yang panjang dalam mendukung kemitraan terhadap inisiatif konservasi air di Indonesia," jelas Triyono.

Saat ini, Program Konservasi Air melalui inisiatif menabung air hujan telah membangun sebanyak 5.052 sumur resapan di berbagai kawasan tangkapan air yang tersebar di berbagai daerah di wilayah Jawa dan Sumatera.

161