Home Hukum Paket Menggiurkan dan Janji Manis dari Aplikasi Ilegal Fahrenheit

Paket Menggiurkan dan Janji Manis dari Aplikasi Ilegal Fahrenheit

Jakarta, Gatra.com - Aplikasi investasi ilegal dengan robot trading, Fahrenheit yang menyebabkan kerugian sebesar Rp480 miliar terhadap 550 korban yang melapor, menawarkan sejumlah paket trading dengan keuntungan hingga 25% setiap bulannya. Perolehan profit itu tentu tergolong sangat tinggi.

Bareskrim Polri memaparkan, Hendry Susanto selaku Direktur Utama Fahrenheit, dengan nama perusahaan PT FSP Akademi Pro, mulai menjual paket robot trading fahrenheit dan investasi sejak Juli 2021. Adapun paket yang ditawarkan sebagai berikut:

1. Newbie, harga robot USD50, investasi USD500

2. Premiun, harga robot USD100, investasi USD1.000

3. Profesional, harga robot USD500, investasi USD5.000

4. Expert, harga robot USD1.000, investasi USD10.000

5. Advance, harga robot USD2.500, investasi USD25.000

6. Legend, harga robot USD5.000, investasi USD50.000

Fahrenheit selalu mengklaim seluruh aktivitas robot trading kriptonya memiliki izin lengkap. Mereka bekerja sama dengan Lotus International yang memiliki izin NFA di Amerika Serikat. Lotus, yang dikepalai Dadang Abdurahman, merupakan broker trading aset kripto.

"Mereka memberi target profit atau keuntungan 1% per hari atau 20% sampai dengan 25% setiap bulan. (Mengklaim) pengelolaan dana aman dan real trading," kata Direktur Tindak Pidana Eknomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri, Brigjen Pol Wisnhu Hermawan Februanto saat konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (7/4).

Majalah Gatra pada akhir Maret 2022 lalu sempat mengulas secara detil permainan Fahrenheit dari kesaksian korban, Chris Ryan. Selaras dengan temuan Polri, Chris menjelaskan, setoran USD500, keuntungannya imbang 50:50 untuk member ataupun robot; USD5.000 dapat 70:30 untuk member; USD10.000 dapat 75:25 untuk member; USD25.000 dapat 80:20 untuk member; dan USD 50.000 dapat 90:10 untuk member. Semakin tinggi harga pasangnya, semakin tinggi persentase keuntungan yang digasak.

Ketertarikan Chris bermain robot trading bermula diperkenalkan kawannya, Steven Gun pada Agustus 2021 lalu. Saat itu ia berpikir akan menambah penghasilan dari usaha jual beli mobil bekasnya yang lesu akibat pandemi Covid-19.

Steve, sebagai pemain, menceritakan bahwa robot trading itu bisa memberikan profit sebesar 20-30% bruto per bulannya. Jika depo, harga 1 dolarnya menyentuh Rp15 ribu dan withdrawal atau penarikan sebesar Rp13 ribu. Kalau untung, ada mekanisme bagi hasil dengan robotnya.

“Make sense, dong, cuan bareng dari pengelola, kita juga,” kata Chris saat dijumpai di tempat makan kawasan Tangerang Selatan, 22 Maret 2022 lalu.

Awal bermain, Chris menyetor USD500. Saat itu ia masih ragu-ragu karena memang robot trading ini baru dan belum terlihat performanya secara signifikan. Sekira pada akhir September 2021, ia menginjeksi lagi sebesar USD5.000. Semua terasa mulus: trading dan withdrawal aman, profit pun maksimal.

Tiba-tiba, pada 28 Januari 2022, Chris tidak mengakses tradingnya maupun melakukan withdrawal. Seluruh member hanya diminta untuk menunggu. Adapun alasan dari Fahrenheit, dijelaskannya, karena ingin mematuhi regulasi yang dibuat regulator atau pemerintah. Chris beranggapan, perusahaan itu ingin memberitahu bahwa mereka akan mengalihkan kegiatan trading yang tadinya tak resmi, menjadi resmi.

Ia menangkap sinyal yang tak beres. Saat diusut terus, ternyata kegiatan itu benar belum terdaftar di Bappebti dan OJK.

Chris menjelaskan, Robot atau Expert Advisor (AE), fungsinya hanya membantu member untuk menganalisa market. Seharusnya, member diberikan hak untuk intervensi apabila robot melakukan kesalahan, sehingga bisa menghentikan trading.

“Jadi, kita enggak bisa mencet apa-apa di platformnya. Pure mereka yang punya 100% power untuk account trading kita atau dana kita, dan mereka tidak terbuka,” dia menjelaskan.

Mereka menjanjikan withdrawal dan trading dibuka kembali pada 25 Februari 2022. Anehnya, yang dilakukan hanya tradingnya saja. Chris dan member lain tentu geram, sebab aplikasi ini sudah dipastikan ilegal namun tetap membuka trading.

Selanjutnya pada 7 Maret 2022, Fahrenheit menyebut akan membuka withdrawal, dengan catatan USD1.000 per minggu. Tapi tak kunjung dilakukan. Seluruh saldo nasabah disikat habis hingga menyentuh angka nol, atau dalam bahasa permainannya disebut margin call, dalam satu setengah jam. Website tak bisa diakses, akun metratader tak berfungsi, tak ada penjelasan dari perusahaan.

Ia melihat Fahrenheit berupaya untuk menghapus jejak digital penipuan tersebut, sayangnya Chris tak selemah itu. Ia sempat mendokumentasikan seluruh ‘pembantaian’ yang dilakukan Fahrenheit.

Founder Fahrenheit, Hendry Susanto dan co-Foundernya, Michael Howard, hanya ‘menenangkan’ para member dengan sejumlah video retorikanya: uang member aman, perusahaan tidak akan lari, dan status akan menuju resmi. Chris menyayangkan tindakan pemilik yang tak bertanggung jawab. Padahal, ia bakal mencabut laporannya jika memang uangnya dan member lain bisa diberikan.

“Saya memang enggak loss 100%, Cuma, ya, loss 60-65%. Saya bergabung baru 2,5 bulan, langsung sudah beku (aplikasinya),” dia menjelaskan.

Chris mengaku kapok atas peristiwa ini. Dipikirnya, uang modal—bukan uang dingin—yang ia kerahkan untuk robot trading bakal mendulang cuan besar. Terlebih, aktivitas ini betul-betul menggambarkan “zaman masa depan”. Kini, ia hanya bisa berharap uang itu bisa dikembalikan.

“Kalau ditanya maunya, betul mau penuh (dikembalikan), tetapi harus realistis dengan fakta dan proses hukum berjalan saat ini,” pungkasnya.

129