Home Politik Sebut 'Manusia Gurun', Politisi PAN Minta Rektor ITK Dipecat

Sebut 'Manusia Gurun', Politisi PAN Minta Rektor ITK Dipecat

Padang, Gatra.com- Anggota komisi II DPR RI, Guspardi Gaus geram dengan  pernyataan Prof Budi Santoso Purwokartiko selaku Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) atas unggahan di media sosial terkait mahasiswi berjilbab.

Dalam unggahannya, Budi Santoso menceritakan pengalamannya mewawancarai mahasiswa yang mengikuti program Dikti (LPDP) ke luar negeri. Tak disangka, Rektor ITK ini menulis "Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satupun yang menutup kepala ala manusia gurun" yang dinilai pelecehan atau rasis.

Akibat penyataan yang di bagikan di akun facebook-nya, Budi Santosa mendapat reaksi dan kecaman dari berbagai kalangan. Percakapan netizen dengan nada marah menempatkan sindiran  Rektor ITK itu masuk top trending Twitter akhir bulan lalu. Pembicaraan unggahan Rektor ITK mencapai lebih 5.309 cuitan.

“Diksi ini dinilai cenderung merendahkan perempuan yang memakai penutup kepala (hijab) yang dikesankan sebagai manusia gurun yang terbelakang,” ujar Politisi PAN diterima Gatra.com di Padang, Senin (9/5).

Ditegaskan Guspardi, Budi lupa atau tidak mau mengakui banyak fakta bahwa wanita muslimah yang mempunyai prestasi akademik yang moncer dan bekerja di perusahaan besar. Contohnya, seorang Diaspora Indonesia (Ars Vita), perempuan muda berjilbab yang berhasil menembus pendidikan di dua Universitas bergengsi di Amerika serikat. Dan sekarang bekerja di perusahaan "SpaceX" milik Ellon Musk orang terkaya dunia.

Menurut politisi PAN ini, walaupun dihadapkan dengan perbedaan budaya, serta statusnya sebagai wanita Muslim, Ars Vita berani melawan diskriminasi hijab serta membuktikan bahwa wanita berjilab berhasil menggapai  posisi penting di perusahaan raksasa teknologi yang didominasi laki-laki. "Sungguh prestasi yang membanggakan," ulas Guspardi.

Bagi Guspardi, Budi Santosa dinilai secara tidak langsung telah melecehkan perempuan. Tidak hanya sekadar itu, semakin problematik ketika Budi Budi juga menuliskan kalimat yang dinilai bernada rasis dengan mengatakan mahasiswa yang diwawancarainya otaknya benar-benar open minded.

Tulisan “mencari Tuhan ke negara-negara maju seperti Korea, Eropa barat dan US dan bukan ke negara yang “orang-orangnya pandai bercerita tanpa karya teknologi,” sugguh ironis dan picik sekali logika berfikir Prof Budi,” ujar angota DPR RI.

Pasalnya, kata Guspardi, disaat  dunia internasional melalui sidang Umum PBB menyerukan penguatan upaya internasional untuk mendukung dialog global yang mempromosikan budaya toleransi dan perdamaian, berlandaskan pada penghargaan terhadap HAM dan keberagaman beragama dan berkeyakinan, Budi Santosa malah memperlihatkan sikap Islamphobia.

Lanjutnya, PBB telah menyepakati tanggal 15 Mei Hari International melawan Islamophobia. Namun Budi Santosa bergelar profesor mencerminkan bentuk akumulasi kebencian kepada Islam (Islamphobia). Diksinya yang ditulis hanya berdasarkan secuil pengalaman subjektif dalam mewawancari para mahasiswa/i yang mengikuti program LPDP. 

Guspardi meminta Direktur LPDP segera mengambil tindakan dengan memecat  Prof Budi Santosa sebagai tim penguji /pewawancara program LPDP. Kemudian harus diproses hukum karena bertindak rasis menghina, melecehkan wanita berhijab dan ajaran Islam, yang sebagai pejabat publik dari lembaga akademis semestinya menjunjung tinggi atau merefleksikan 'academic attitude' dan 'mindset'.

“Ditambah lagi dia begelar profesor, tentu apa yang dilakukannya, publik jadi meragukan integritas, kapasitas dan kapabilitasnya,” tegas Guspardi yang akrap disapa GG ini.

Selain itu, GG mengimabu, agar mahasiswi muslimah yang memakai kerudung/hijab tetap konsisten dengan memakai penutup kepala sebagai anjuran Islam. Lalu, kisah sukses Ars Visa Diaspora Indonesia yang berjilbab menjadi insprirasi dan sindiran oleh seorang bergelar profesor itu sebagai pemacu semangat membuktikan wanita muslimah bisa berprestasi.

“Kita harus buktikan muslimah berjilabab bisa berprestasi, dan berbuat untuk kepentingan bangsa, negara dan agama,” pungkas anggota Baleg DPR RI itu.t.

Sebelumya, pernyataan kontroversial pria bernama Budi Santoso Purwokartiko yang menyebut ‘Mahasiswi Menutup Kepala Ala Manusia Gurun’. Hal itu ditulis dalam akun facebook miliknya pada Rabu (27/4/2022) terkait ia melakukan seleksi terhadap beberapa mahasiswa yang akan melakukan seleksi beasiswa LDPD.

220