Home Sumbagteng Demo Berujung Amuk, Dua Bis Dibakar, Pelajar Susah Tranport ke Sekolah

Demo Berujung Amuk, Dua Bis Dibakar, Pelajar Susah Tranport ke Sekolah

Indragiri Hulu, Gatra.com- Pasca aksi unjuk rasa di PT Sumber Reksa Kencana (SRK) di Indragiri Hulu (Inhu), Riau, yang berujung anarkis hingga pembakaran aset perusahaan, kini mulai berimbas kepada anak-anak pelajar disana.

Seperti yang diketahui dalam aksi anarkistis tersebut terdapat dua bus sekolah milik perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit itu menjadi korban amukan massa. Bus yang dibakar itu kini tak dapat lagi dapat dioperasikan, hingga tak sedikit anak sekolah disana yang terhambat untuk mengikuti proses belajar-mengajar, bahkan salah satu orang tua murid terpaksa tidak menyekolahkan anaknya untuk sementara.

Seperti yang dikatakan oleh salah satu orang tua siswa Ivan Gunawan Lase, pasca aksi Selasa 14 Juni lalu, ia bersama puluhan orang tua murid sempat kwalahan untuk melakukan proses antar jemput anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di sana.

"Pasca amuk massa itu tak sedikit orang tua murid yang kewalahan untuk melakukan proses antar-jemput anak kami yang ingin mengikuti proses belajar-mengajar bahkan salah satu orang tua murid memilih anaknya untuk izin tidak sekolah," ujar Lase saat dihubungi Gatra.com, Kamis (16/6).

Lase menyebut, bus sekolah yang biasanya di pergunakan oleh perusahaan untuk melakukan proses antar jemput itu diisi sekitar 80 hingga 100 orang pelajar baik dari tingkat SD-SMP yang meliputi dari anak karyawan hingga anak masyarakat setempat, kini tak lagi dapat di operasikan.

"Maka dari itu kita sangat menyayangkan aksi-aksi anarkis oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut karena pengerusakan aset vital seperti bus pengangkut sekolah sangat berdampak kepada peserta pelajar dan orang tua murid," ungkapanya.

Belum lagi lanjut Lase, jarak antara sekolah dan lokasi perumahan orang tua murid cukup jauh yakni sekitar 20 hingga 25 kilometer, serta diperparah lagi medan jalan yang tak dapat di lewati dengan mobil pada umumnya, dalam artian membutuhkan mobil khusus yang menggunakan gardan dua atau 4X4.

"Jarak tempuh hingga medan jalan tentu menjadi persoalan utama bagi orang tua murid untuk melakukan proses antar jemput anak kami, dengan catatan tidak semua pula orang tua murid memiliki kendaraan bermotor sepert roda dua dan empat, imbasnya kami semua kwalahan bahkan salah satu anak kami terpaksa tak mengkuti proses belajar mengajar," ujarnya.

"Untungnya kini persoalan mobilitas untuk melakukan proses antar jemput anak kami sudah dapat teratasi oleh perusahaan, dengan menyiediakan mobil kembali hingga proses belajar mengajar sudah kembali normal," ujarnya.

Terpisah Direktur Wilayah Sumatera PT SRK, Edi Irianto kepada Gatra.com sangat menyayangkan aksi oknum warga yang melakukan demonstrasi yang berujung anarkis., padahal menurutnya pihaknya sangat membuka tangan jika aksi damai itu tidak dipecahi oleh oknum-oknum yang bertanggung jawab.

"Kita sangat menyayangkan aksi tersebut hingga berujung anarkis seyogyanya kita perushaan sudah membuka tangan untuk menderkan aksi damai warga kita tersebut, bahkan kami perusahaan menyediakan akomodasi seperti; makan dan minum para warga yang akan mengikuti aksi tersebut, namun sayangnya berujung ricuh," ujarnya.

Kendati demikian Edi Irianto menyebutkan untuk mengatasi persoalan antar jemput siswa yang akan mengikuti proses belajar mengajar baik dari anak karyawan dan masyarakat setempat pihaknya menyediakan mobil angkutan kembali dengan tujuan agar pelajar tadi dapat mengikuti proses belajar di sekolah masing-masing.

"Untuk proses antar jemput pelajar kami dari perusahaan tetap akan bertanggung jawab karena itu tekad kami kepada anak-anak pelajar disini untuk terus dapat mengikuti pendidikan dimanapun berada sebagi wujud komitmen kita," ujarnya.

Sebelumnya Kasubsi Penmas Polres Inhu, Aipda Misran menyebutkan atas aksi tersebut pihak menejemen PT SRK sudah melaporkan hal tersebut ke Polres Inhu. "Mereka (PT SRK) sudah melaporkan kejadian pengerusakan itu dengan rincian bus 2 unit, mobil 2 unit, sonder 1 unit, dan mas karyawan yang terdapat delapan pintu semi permanen ludes terbakar, ditafsir kerugian materil mencapai Rp7 miliar.

242