Jakarta, Gatra.com - Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak sedang digodok di Senayan. Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Willy Aditya menyatakan jika RUU tersebut akan menjadi suatu kekuatan bagi keluarga.

"Jadi undang-undang ini hadir untuk kemudian mengingatkan kita ini mau menjadi negara yang mana," ungkap Willy saat diskusi di Nusantara III, DPR, Jakarta, Selasa (21/6/2022).

"Kalau kita berkaca di Jerman, CDU dan CSU partai yang selalu dominan, itu kampanyenya satu, fokus selalu berkampanye tentang keberadaan keluarga, eksistensi keluarga," paparnya lagi.

Lalu, ia bercerita soal bagaimana kejamnya sistem kapitalisme yang merenggut kebahagiaan keluarga. Sebab, selain ayah, terkadang seorang ibu juga dipaksa untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan bersama.

"Ini jahatnya sistem kapitalisme dan kita ditambah dengan tidak adanya regulasi yang mengatur ini," ucapnya.

"Kapitalisme mengusir semua keluar dari rumah, karena the only one yang tidak bisa dihitung oleh kapitalisme, betapa pilu seorang ibu membesarkan anaknya dan bekerja," bebernya.

Menurut Willy, kapitalisme amat merugikan keluarga, karena sistem tersebut tidak pernah menghitung bagaimana seorang ibu di rumah pun harus membesarkan anaknya, mencuci baju, membersihkan rumah dan memasak. "Kita ingin teman-teman semua ada peran keluarga yang clear semua," tuturnya.