Home Politik Ibas Nilai UMKM Kolong Klithik Perkuat Ekonomi Rumah Tangga, Masa Sih?

Ibas Nilai UMKM Kolong Klithik Perkuat Ekonomi Rumah Tangga, Masa Sih?

Pacitan, Gatra.com - Berkunjung ke Pacitan, belum lengkap rasanya jika tidak membawa pulang oleh-oleh makanan khasnya. Hal itu juga dilakukan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas di sela-sela jadwal resesnya sebagai anggota Komisi VI DPR RI, ia berkunjung langsung ke Desa Bodag yang merupakan sentra produksi camilan Kolong Klithik.

Kolong Klithik merupakan salah satu camilan khas Pacitan dengan bahan dasar singkong. Pada kunjungannya di Desa Bodag, pada Sabtu (9/7/2022) ini, Ibas berkesempatan melihat langsung proses produksi Kolong Klithik.

“Saya sengaja datang ke Desa Bodag, katanya di sini banyak produksi Kolong Klithik. Mas Ibas dulu dengan Almarhumah Bu Ani juga sering kalau ke Pacitan selalu membeli UMKM Kolong Klithik. Kalau Ibu-Ibu semua di sini benar-benar bisa mengembangkan Kolong Klithik sebagai tambahan penghasilan rumah tangga, itu juga menjadi salah satu cara kita untuk menyejahterakan keluarga,” ujar Ibas dalam keterangan tertulisnya.

Politisi Partai Demokrat itu mengklaim, terus memperhatikan kesejahteraan ekonomi rakyat, terutama di Daerah Pilihan (dapil) Jawa Timur VII. Bagi Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI ini, kehadiran UMKM merupakan roda ekonomi kerakyatan untuk desa dan kabupaten.

“Saya selalu mendorong agar UMKM di Indonesia, khususnya Pacitan tetap tumbuh. Saya tidak ingin usaha rakyat kita mati apalagi bangkrut dan tidak tumbuh,” terang Ibas.

Di sisi lain, pemilik UMKM Kolong Klithik, Nova Pantayoga menyebutkan bahwa dalam sehari mereka bisa memproduksi hingga 2 – 3 kuintal kolong. Nova merupakan generasi ketiga penerus produksi Kolong Klithik di UMKM Rahayu.

Ia pun sudah tidak memiliki kendala dalam berjualan karena sudah memiliki agen-agen distributor yang langsung mengambil Kolong Klithik di rumah produksi. Akan tetapi, kendala terbesar justru dihadapi ketika harga-harga kebutuhan pokok melonjak naik dan perihal kebutuhan alat.

“Kendala kami sebetulnya kompleks, kalau dari modal terkadang permintaan pasar tinggi, tetapi di sisi lain harga minyak goreng juga sedang tinggi dan terkadang bawang putih mahal. Kami juga masih menggunakan alat-alat tradisional karena itu memang menjadi ciri khas, sehingga belum bisa memaksimalkan potensi permintaan pasar yang tinggi,” jelas Nova.

“Alhamdulillah sekali hari ini dikunjungi Mas Ibas. Semoga dengan adanya kunjungan ini, Mas Ibas jadi tahu permasalahan kami dan semoga bisa memberikan solusi terbaik yang berpihak pada UMKM termasuk solusi akan mahalnya bahan baku,” imbuhnya.

Salah satu pemilik UMKM Kolong Klithik lain di Desa Bodag yang sudah berjualan sejak tahun 1991, yaitu Sriyatin. Ia juga menyebutkan bisa memproduksi setidaknya satu kuintal Kolong Klithik per hari. Hasil produksi tersebut kemudian dikemas per sak dan dijual ke Pasar Tulakan, Pasar Tegalombo, dan di wilayah Pacitan lainnya.

“Kesulitan kami sebagai pelaku UMKM Kolong Klithik itu kalau harga minyak mahal, karena waktu itu sempat harga jualnya turun sedangkan harga produksi naik. Semoga kedatangan Mas Ibas ke mari bisa membantu kami. Maturnuwun (terima kasih) Mas Ibas, semoga bisa menjadi pemimpin yang amanah dan peduli rakyat. Aamin,” tutup Sriyatin.

72