Home Hiburan Papercraft, Film Animasi Karya Siswa SMA Sabet Juara, Gambarkan Soal Meraih Mimpi dan Inspirasi

Papercraft, Film Animasi Karya Siswa SMA Sabet Juara, Gambarkan Soal Meraih Mimpi dan Inspirasi

Jakarta, Gatra.com – Berkolaborasi dengan aktor papan atas Tanah Air, Reza Rahadian, pemenang “Pocari Sweat Bintang SMA 2021” Pudak Wangi sukses menciptakan sebuah film animasi pendek yang berjudul Papercraft.

Meski baru berusia 16 tahun saat film animasi itu dibuat, Pudak Wangi telah terjun langsung untuk melakukan penyutradaraan, penentuan ide cerita, bahkan pembuatan story board selama proses produksi animasi tersebut.

Papercraft menceritakan seorang pria tua yang kehilangan semangat menjelang masa pensiunnya. Namun, di hari-hari terakhir ia berkerja, pria tua itu justru menemukan kembali semangatnya setelah melihat sekumpulan anak-anak SMA di jalan menuju tempatnya bekerja.

Ia pun memutuskan untuk kembali bermimpi di masa pensiunnya, berkat seorang anak SD yang ditemuinya di bus, yang kerap kali memintanya membuat papercraft.

Lewat karya singkatnya itu, Pudak Wangi mengaku ingin memberikan pesan bahwa tidak ada waktu yang terlambat untuk menemukan semangat maupun dalam meraih impian.

Pudak Wangi pun ingin menyampaikan pesan, bahwa inspirasi dapat datang dari siapapun.

“Dan seperti di animasi ini, semua orang itu bisa menginspirasi siapa pun. Kayak di animasi ini, seorang pria tua yang mungkin biasanya lebih berpengalaman, dia terinspirasi oleh anak-anak SMA,” ujar Pudak Wangi, dalam acara konferensi pers “Pocari Sweat Bintang SMA 2022” di Jakarta, pada Selasa (6/9).

Sementara itu, sebelum menyabet gelar juara dalam ajang pencarian bakat “Pocari Sweat Bintang SMA 2021” dan menciptakan film animasi tersebut, Pudak Wangi mengaku sempat minder dengan animasinya.

“Bakatku adalah animasi, dan memang ada kayak pikiran minder mungkin ya, kayak animasi, perform. Aku tidak berpikir itu akan terjadi, tapi hasilnya di ‘Bintang SMA’, itu bisa terjadi,” tutur belia yang akrab disapa Wawang itu.

Namun, ia memutuskan untuk tetap mengikuti ajang pencarian bakat tersebut karena merasa perlu menunjukkan bakatnya.

Ia ingin orang-orang tahu bahwa seni tidaklah terbatas pada apa yang dapat dilihat dan dipertontonkan, tetapi juga sesuatu yang dapat berdampak dan berkesan bagi orang lain.

Oleh karena itu, ia pun mengajak siswa-siswa SMA yang merasa minder dengan talenta mereka untuk mencari tahu lebih tentang bakat yang mereka miliki itu.

“Jadi untuk siswa-siswa SMA, kalau kalian merasa, ‘Ah bakatku, aku harus apa dengan bakatku?’. Kamu enggak akan tahu, kamu harus mencari tahu itu,” pesan Wawang kepada siswa-siswa SMA di seluruh Indonesia.

398