Home Ekonomi Bahan Baku Sulit, Kementerian Perindustrian Upayakan Pusat Logistik untuk Dukung Operasional

Bahan Baku Sulit, Kementerian Perindustrian Upayakan Pusat Logistik untuk Dukung Operasional

Solo, Gatra.com - Kementerian Perindustrian mengupayakan pengadaan pusat logistik untuk mendukung operasional industri mebel. Sebab saat ini ada kesulitan dari produsen mebel untuk memperoleh bahan baku lokal.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian Merrijantji Punguan Pintaria usai Focuss Group Discussion (FGD) terkait ketahanan bahan baku yang dilakukan oleh Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) di Solo, Kamis (29/9).

”Kami mengupayakan pemenuhan bahan baku ini. Harus dipastikan baik dari sisi kualitas, kuantitas, hingga jaminan harga,” katanya.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yakni dengan adanya pusat logistik penyedia bahan baku. Hal ini menjadi terpusat yang dikelola konsorsium atau unit usaha.

”Seperti koperasi Himki ini. Kami upayakan sebagai off-taker untuk menjamin ketersediaan bahan baku,” katanya.

Saat ini ada upaya penting yang dilakukan, mengingat selama ini unit-unit industri membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk penyediaan bahan baku. Apalagi untuk menyiapkan pesanan memerlukan waktu sekitar dua bulan. Jika logistiknya diambil alih oleh pemerintah pusat, penyediaan bahan baku selama dua bulan bisa dipotong.

”Ini sedang digalakkan. Semoga inisiasi awal ini bisa lancar,” katanya.

Sementara itu, Ketua Presidium Himki Abdul Sobur mengatakan kegiatan ini membahas masalah ketahanan bahan baku. Tujuannya agar suplai bahan baku ke industri dapat terencana dengan baik. Termasuk terkondisikan industrinya agar tidak lagi ada hambatan-hambatan teknis.

”Sehingga problem terkait bahan baku, baik kayu, rotan, dan lainnya bisa teratasi,” katanya.

Wakil Ketua Umum Bidang Inovasi Bahan Baku dan Bahan Penunjang Himki, Adi Dharma Santoso, mengatakan pelaku industri mebel mengacu pada kebutuhan industri untuk pasar ekkspor.

Saat ini nilai untuk komoditas mebel secara nasional sebesar 3,4 miliar dolar AS. Namun saat ini mulai ada kendala untuk suplai bahan baku. Dengan nilai ekspor ini butuh bahan baku sekitar 7-8 juta meter kubik.

Sementara di tahun 2024, targetnya nilai ekspor mebel naik menjadi 5 miliar dolar AS. Artinya diperlukan bahan baku sekitar 11-12 juta meter kubik per tahun.

”Saat ini bahan baku kami yang impor sebanyak 20 sampai 30 persen dari Amerika Serikat dan Selandia Baru. Padahal menjadi nilai lebih kalau bisa pakai produk dalam negeri. Sebab kayu lokal berkualitas baik,” katanya.

169