Home Pendidikan Pihak SMAN 2 Depok Sebut Tidak Lakukan Praktik Diskriminasi

Pihak SMAN 2 Depok Sebut Tidak Lakukan Praktik Diskriminasi

Jakarta, Gatra.com-Pihak SMA Negeri 2 Depok memaparkan kronologi atas adanya dugaan diskriminasi yang terjadi pada siswa non-Muslim yang dilarang menggunakan ruang kelas untuk kegiatan Rohani Kristen (Rokris). Kepala Sekolah SMAN 2 Depok, Wawan Ridwan, dalam keterangan tertulisnya menyebutkan bahwa siswa tidak melakukan kegiatan di lorong sekolah seperti yang diberitakan.

"Pada hari Jumat (30/9), petugas kebersihan terlambat datang sehingga siswa menunggu pintu dibukakan di lorong sekolah. Saat itu, ruang multiguna sedang berantakan sehingga untuk sementara kegiatan Rokris dipindahkan ke ruang pertemuan di lantai 2," ujarnya dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat (7/10).

Baca jugaTerkait Kasus SMAN 2 Depok, Nadiem : Satuan Pendidikan ...

Ia menyebutkan bahwa dalam foto yang beredar, siswa bukan sedang melakukan kegiatan keagamaan di lorong sekolah melainkan sedang menunggu pintu dibuka. Menurutnya, pemindahan kegiatan Rokris ke ruang di lantai 2 hanya berlangsung sementara dan saat ini sudah kembali menggunakan ruang multiguna.

Tertulis pula bahwa sejak awal, kegiatan keagamaan selalu dilakukan setiap hari pukul 06.45 WIB. Namun, pada 20-30 September lalu, sedang ada kegiatan Penilaian Tengah Semester (PTS) sehingga ekstrakulikuler ditiadakan. Hal ini telah diumumkan oleh staf kesiswaan yang ditujukan kepada seluruh ekstrakulikuler tanpa terkecuali. Sejak Senin (3/10) lalu, kegiatan ekstrakulikuler telah kembali normal.

Terkait adanya dugaan ucapan pembubaran Rokris, pihak sekolah membantah tuduhan itu. Peniadaan ekstrakulikuler dilakukan agar siswa bisa fokus menghadapi PTS.

Baca jugaSebut Alasan Bikin Tim Bayangan, Nadiem: Mereka Punya ...

"Tidak pernah ada pernyataan dari staf kesiswaan yang melontarkan akan membubarkan ekstrakulikuler, terlebih secara spesifik kepada Rokris," ujarnya.

Pihaknya menegaskan bahwa tidak ada praktik diskriminasi yang ditujukan kepada agama tertentu di lingkungan sekolahnya. Selain itu, ia juga menegaskan bahwa seluruh aktivitas keagamaan di SMAN 2 Depok sudah terfasilitasi dengan baik.

"Tidak ada larangan apapun untuk mengadakan kegiatan keagamaan di SMAN 2 Depok," jelasnya.

Baca jugaNadiem Klaim Punya Tim Khusus Berisi 400 Orang ...

Bantahan serupa juga disampaikan guru mata pelajaran Agama Kristen di SMAN 2 Depok, Mayesti Sitorus. Dalam pernyataa yang diunggah laman akun instagram sman2.depok menjelaskan, seluruh pemberitaan dan informasi yang beredar saat ini terkait SMAN 2 Depok tidak benar. 

"Yang benar, para siswa sedang menunggu ruangan," katanya. 

Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim menyatakan prihatin atas diskriminasi yang dialami pelajar beragama Kristen di SMAN 2 Depok. Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional atau UU Sisdiknas, pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagaman, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.

"Satuan pendidikan harus merdeka dari diskriminasi. Sekolah sudah seharusnya menjadi ruang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi semua peserta didik untuk belajar dan mengembangkan diri, terlepas dari identitas yang melekat pada dirinya," kata dia dalam keterangannya, Jumat (7/10)
 

283