Home Teknologi Tutup Potensi Kejahatan Siber, Literasi Digital Diminta Sasar Komunitas Masyarakat

Tutup Potensi Kejahatan Siber, Literasi Digital Diminta Sasar Komunitas Masyarakat

Jakarta, Gatra.com - Maraknya kejahatan siber dan hoaks merupakan imbas dari masyarakat yang menggunakan internet tanpa memahami etika penggunanya. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas (Kadis) Kominfo Kabupaten Ende, Supriyanto.

Atas dasar itu, Supriyanto memandang perlunya kegiatan penanaman pemahaman tentang digital kepada komunitas masyarakat. Literasi digital tersebut pun, diharapkan dapat difasilitasi oleh pemerintah.

Baca JugaKampus Diminta Ikut Sebarkan Upaya Literasi Digital

“Pemerintah harus berkolaborasi dengan masyarakat dan stakeholder lainnya agar nilai-nilai kebenaran dan etika dapat dijalankan tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya dalam menggunakan teknologi digital.” tutur Suptiyanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/10).

Senada, Kadis Kominfo Nagekeo, Andreas Ndona Corsini, pun memandang diperlukannya kegiatan literasi digital yang menyasar langsung pada komunias masyarakat.

Karena saat ini, masih banyak masyarakat yang menggunakan media sosial tanpa berpikir bagaimana menjaga sikapnya.

“Mereka (pengguna media sosial) mengatakan bahwa mereka punya hak dalam mengekspresikan diri. Saya bilang, anda tidak tinggal di pulau terpencil, tetapi berhubungan dengan banyak orang, oleh karena itu perlu menggunakan etika dalam bermedia sosial.” tuturnya.

Baca JugaPenuhi Kebutuhan Pelayanan Masyarakat, ASN Diminta Tidak Gaptek

Sementara itu, pegiat literasi digital dari ICT Watch, Indriyatno Banyumurti pun setuju tentang perlunya pengencangan literasi digital oleh pemerintah.

Apalagi saat ini fakta menyebutkan masih banyak masyarakat Indonesia yang masih belum siap dalam menghadapi era digital, terutama dalam hal etika.

“210 juta orang Indonesia telah terkoneksi dengan internet dan sepertiga dari hidup orang Indonesia ada di dunia digital. Tapi, ternyata masyarakat Indonesia masih menempati peringkat terbawah, sebagai netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara,” tuturnya.

192