Home Kesehatan Catat! Empat Transisi Ini Pengaruhi Pertumbuhan Penyakit Stroke di Indonesia

Catat! Empat Transisi Ini Pengaruhi Pertumbuhan Penyakit Stroke di Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Direktur P2PTM Kemenkes Eva Susanti menyatakan bahwa terdapat empat transisi dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang mempengaruhi tingginya angka prevalensi penyakit stroke sampai sekarang.

“Prevalensi stroke di Indonesia secara nasional itu sudah mencapai 10,9 per mil. Itu dari data Riskesdas tahun 2018 ya,” jelasnya Temu Media Hari Stroke Sedunia 2022, Selasa (25/10).

Eva menambahkan penyakit stroke merupakan penyebab kematian kedua yang tertinggi di dunia. Namun, stroke juga salah satu penyebab kematian nomor satu dengan pembiayaan kesehatan yang paling mahal di Indonesia.

Dengan prevalensi secara nasional 10,9 per mil tersebut, Eva turut menyebutkan tingginya prevalensi stroke itu, dipengaruhi oleh empat transisi yang terjadi dalam kehidupan manusia seperti transisi dalam bidang epidemiologi.

Baca jugaDokter Saraf: Kenali Penyebab Stroke dan Jangan Terlambat CT Scan

Dalam bidang ini, banyak penyakit menular seperti COVID-19 belum usai, namun kejadian penyakit tidak menular (PTM) terus meningkat.

Selanjutnya, untuk transisi kedua terjadi pada bidang demografi. Perlu diketahui, saat ini pemerintah sedang berupaya memperbaiki sistem layanan kesehatan yang disediakan pada masyarakat sesuai dengan sasaran usianya. Perbaikan tersebut nantinya akan berdampak pada usia harapan hidup penduduk yang meningkat.

“Ini juga akan meningkatkan potensi terkena PTM semakin besar, kalau kita tidak bisa memodifikasi faktor risiko atau menghindari faktor risiko (terkena stroke),” terangnya.

Baca jugaDokter Spesialis Saraf RSUI Beberkan Pencegahan Stroke

Untuk transisi ketiga terjadi pada teknologi yang mengalami kemajuan dengan sangat pesat. Dengan teknologi yang semakin pesat kemajuannya membuat masyarakat memiliki kebiasaan untuk malas bergerak, kurang melakukan aktivitas fisik seperti olahraga dan berdiam diri di rumah. Hal itu dapat memicu stroke.

Sedangkan untuk transisi terakhir merupakan bidang ekonomi, sosial dan budaya. Pertumbuhan ekonomi rupanya dapat memicu stres pada manusia dan itu merupakan suatu peluang seseorang untuk terkena stroke menjadi meningkat.

Kemenkes dalam hal ini akan menanggulangi permasalahan stroke dengan melakukan perluasan deteksi dini penyakit stroke di layanan kesehatan primer melalui pengukuran darah dan Elektrokardiografi (EKG).

101