Home Kesehatan Bandingkan Angka Kematian Bayi RI dengan Singapura, Menkes: Sangat Menyedihkan

Bandingkan Angka Kematian Bayi RI dengan Singapura, Menkes: Sangat Menyedihkan

Jakarta, Gatra.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut angka kematian bayi di Indonesia mencapai 24 per 1000 kelahiran. Ia pun membandingkan dengan angka kematian bayi di negara tetangga, yaitu Singapura yang hanya 1,8 per 1000 kelahiran.

"Sesudah kita melihat bahwa angka kematian bayi di Indonesia itu seperti itu realitasnya, kan sangat menyedihkan," ungkap Menkes Budi Gunadi saat membuka acara Pekan Ilmiah Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) secara virtual, Ahad (20/11).

Menkes mengungkapkan, dalam Rencana Jangka Menengah (RJM), pemerintah menargetkan penurunan angka kematian bayi hingga 14 per 1000 kelahiran pada 2024.

Ia menyebut, target itu pun masih lebih tinggi dari angka kematian bayi di Singapura yang 1,8 per 1000 kelahiran. "Jadi walaupun kita turun ke 14/1000 itu masih hampir 8 kali lipat lebih tinggi," sebutnya.

Ia mengatakan, seperti halnya program kesehatan lainnya, angka kematian bayi yang tinggi dipicu oleh ketidakfokusan pemerintah dalam menyelesaikan pokok permasalahan. Kendati, ia optimistis angka kematian bayi bisa ditekan lebih rendah hingga 10 per 1000 kelahiran. "Saya melihat kita itu terlalu ingin melampau banyak hal sekaligus, sehingga akibatnya tidak fokus dan tidak selesai," ucapnya.

Menurut Menkes, tiga penyebab paling besar kasus kematian bayi antara lain berat badan lahir rendah, asfiksia (kadar oksigen dalam tubuh bayi rendah), dan kelainan genetik. Ia mengatakan, langkah paling tepat yang bisa dilakukan dalam jangka pendek dan menengah untuk menekan kematian bayi adalah mengurangi kasus berat badan lahir rendah dan asfiksia.

Menurut dia, dengan fokus menekan dua penyebab itu maka angka kematian bayi di Indonesia bisa berkurang hingga 40-50%.

"Tapi kita fokus saja ke berat badan lahir rendah dan asfiksia, karena apa? Kalau kita bisa beresin dua hal ini, hitung-hitungan saya mungkin 40%-50% dari 24 kan udah turun jadi 12, sudah lebih rendah dari target yang ada," tuturnya.

Budi menjelaskan, untuk mengatasi berat badan lahir rendah bisa berangkat dari memperhatikan kondisi asupan dan kesehatan ibu. Menurutnya, banyak kasus berat badan lahir rendah disebabkan oleh kondisi ibu mengandung tidak terurus dengan baik

"Jadi untuk mengurangi kematian bayi, ya kita harus urus ibunya dengan lebih baik," imbuhnya.

589