Moskow, Gatra.com - Institut Komputasi Kartsev Rusia mengumumkan akan memulai produksi drone baru yang dirancang untuk membubarkan kerumunan atau membubarkan massa, pada tahun depan.
Kantor berita negara TASS melaporkan pada hari Selasa bahwa Shershen, atau lebah, adalah drone hexacopter yang berfungsi dengan cara yang hampir sama dengan drone quadcopter atau yang sama pada umum. Meskipun masih tetap menggunakan ultrasound dan infrasonik untuk membubarkan kerumunan, dan dirancang untuk digunakan dalam konteks keamanan domestik.
Tindakan itu dapat membri kekhawatiran yang meningkat di negara bahwa kerusuhan sipil mungkin akan pecah karena berkembangkan kekecewaan atas tindakan isolasi internasional Rusia, dan hukuman sanksi Barat atas perang di Ukraina.
Baca Juga: Drone Bomber “Shahed-136”, Hantu di Medan Konflik Rusia-Ukraina
“Kami berencana untuk memasuki produksi serial Shershen setelah Tahun Baru. Dari pertengahan Desember hingga Januari, kami sudah dapat menunjukkan aksi hexacopter,” kata kepala laboratorium penelitian kendaraan tak berawak Vitaly Dolgov, kepada TASS.
Shershen juga dirancang agar mampu berkiprah di medan perang dan dilengkapi dengan teknologi pengacau radar, serta kamera untuk pengumpulan data intelijen.
Peluncuran itu dilakukan di tengah penggunaan drone yang efektif oleh kedua belah pihak dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina, yang selama ini semakin banyak dgunakan sebagai kendaraan udara tak bersenjata.
Baca Juga: Putin Berniat Gandeng Turki Bangun Pabrik Drone di Rusia
Awal bulan ini, Iran mengaku memberi Rusia "sejumlah kecil" drone Shahed-136, yang diklaim Kyiv telah digunakan untuk menargetkan infrastruktur energinya.
Selain puluhan drone komersial, pasukan Rusia telah menggunakan Forpost buatan dalam negeri dan drone penyerang Inokhodets dalam konflik selama 9 bulan terakhir.
