Home Kesehatan Kisah Pilu Anak Penderita Gagal Ginjal Akut: Koma, Tak Kenal Sekitarnya hingga Tatapan Kosong

Kisah Pilu Anak Penderita Gagal Ginjal Akut: Koma, Tak Kenal Sekitarnya hingga Tatapan Kosong

Jakarta, Gatra.com - Kasus gagal ginjal akut menelan ratusan korban anak. Cemaran zat beracun etilen glikol (EG) dan dietilen Glikol (DEG) dalam obat sirup diduga kuat menjadi penyebabnya. 

Salah seorang ayah korban, Tay David, mengungkapkan kondisi anaknya yang saat ini tak bisa mengenal dirinya, setelah koma akibat kerusakan di ginjalnya.

"Kondisi anak sekarang sadar. Sadar dalam kategori orang lihat. Wah sudah ada harapan, tapi saya pribadi, harapan gimana? Orang tuanya saja dia nggak kenal, lingkungannya saja nggak kenal," kata David pada media briefing Update Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak yang diselenggarakan Tim Advokasi untuk Kemanusiaan (TANDUK) di Jakarta, Rabu (30/11).

David mengatakan bahwa upaya untuk memicu memori ingatan anaknya terus dilakukan. Misalnya dengan membawa mainan kesukaan anaknya dan terus berinteraksi dengan anaknya. Namun sampai saat ini, anaknya yang berusia 4 tahun masih melihatnya dengan tatapan kosong.

Baca Juga: TGPF Kasus Gagal Ginjal Akut Resmi Dibentuk, Ini Peran dan Tugasnya

David mengatakan luka yang ada di kepala anaknya akibat tidur (koma) terlalu lama, juga masih membekas. Anaknya mengalami kesulitan bernapas sehingga perlu bantuan oksigen.

"Anak saya juga napasnya dibantu alat, trakeostomi, yang dibolongin di leher. Tanpa itu dia nggak bisa napas mandiri," katanya.

Trakeostomi adalah tindakan membuat lubang pada dinding anterior trakea untuk mengatasi sumbatan jalan napas. Menurut David, rata-rata anak yang masih hidup dan dirawat akibat kasus gagal ginjal akut melalui tindakan ini untuk membantu pernapasan.

David menceritakan bahwa saat koma, anaknya merayakan ulang tahunnya di PICU. Usia keempat dirayakan pada Rabu (26/10) lalu.

"Walaupun nggak respons, kita buat acara kecil-kecilan," katanya.

Baca Juga: Soal Kasus Gagal Ginjal Akut Disebut Perlu Ada Penyelidikan Lebih Dalam

Sejak masuk Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada 2 Oktober, kondisi fisik anaknya tiba-tiba menurun pada 6 Oktober. David mengakui bahwa pada awal dirawat, masih dalam keadaan ceria, responsif, dan komunikatif.

"Saat masuk, anak saya cerewet minta ini itu, ngobrol dengan perawat. Tanggal 6 (Oktober) seperti alat yang stop kontaknya dicabut, langsung hilang kesadaran, sampai koma," ujarnya.

Menurutnya, hampir semua anak yang ada di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) akibat gagal ginjal akut mengalami proses yang sama. Saat ini, anaknya sudah ada di ruang perawatan sejak Selasa (18/11) lalu. Kondisinya dikatakan David sudah dalam keadaan sadar. Namun, pandangannya masih belum bisa fokus objek dan melihat dengan tatapan kosong.

Baca Juga: RSCM: Angka Kematian Gagal Ginjal Akut Mencapai 63%

Dengan kondisi yang masih membutuhkan perawatan intensif, David menyebutkan bahwa penanganan harus terus dilakukan. Ia menyebutkan bahwa kasus ini belum selesai sebab masih banyak anak yang terkena dampak dari kerusakan ginjal itu sendiri.

"Saya berharap penanganan anak kami lebih intensif lagi. Untuk pengobatan ini, anak yang terkena keracunan obat butuh perawatan lanjutan yang intensif. Buat pemerintah, tolong kami diperhatikan. Kami masih dirawat di RSCM, masih (ada) rawat jalan," katanya.

210