Home Kesehatan Wuih! Vaksin Baru HIV Sangat Menjanjikan, 97% Penerima Membangun Kekebalan

Wuih! Vaksin Baru HIV Sangat Menjanjikan, 97% Penerima Membangun Kekebalan

Maryland, Gatra.com- Uji coba fase 1 yang menguji vaksin baru HIV memberikan hasil positif pada 97 persen penerima.

Vaksin ini dibuat dari versi protein yang direkayasa di dalam virus HIV. Partikel ini, menurut sebuah artikel di Science Alert, 2/12, dirancang agar tubuh siap memproduksi antibodi penawar yang dianggap penting untuk kekebalan HIV.

Empat puluh delapan peserta menerima vaksin atau plasebo, sementara 35 dari 36 yang diberi vaksin menunjukkan aktivasi sel B prekursor antibodi yang dapat membuka jalan menuju kekebalan HIV.

Hasil penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal akademik Science bersamaan dengan Hari AIDS Sedunia. Studi ini pertama kali diumumkan pada tahun 2021 dan dijalankan bersama oleh International AIDS Vaccine Initiative dan Scripps Research.

William Schief, seorang penulis dari studi tersebut dan seorang profesor di Departemen Imunologi dan Mikrobiologi di Scripps Research, mengatakan: “Hanya ada beberapa tambalan di permukaan lonjakan HIV yang tetap sama atau relatif sama di berbagai isolat. Dan kami mencoba untuk memperoleh antibodi yang memiliki sifat sangat spesifik yang memungkinkan mereka mengikat tambalan yang tepat itu."

Tidak ada yang melaporkan efek samping yang serius. Setiap rasa sakit di tempat suntikan atau sakit kepala terkait ringan sampai sedang dan hilang dalam beberapa hari.

Selain itu, Schief mengatakan dia dan timnya saat ini juga bekerja sama dengan Moderna untuk membuat dan menguji vaksin untuk mengirimkan partikel vaksin melalui mRNA alih-alih model berbasis protein yang saat ini digunakan.

Dengan uji coba fase 1 dari partikel yang sama, serta yang lain menggunakan sistem pengiriman mRNA dan uji klinis tambahan di Afrika, mungkin diperlukan waktu sebelum uji coba fase 2 dimulai. Schief juga memperingatkan bahwa tidak ada jaminan pada akhirnya akan berhasil.

“Kami optimistis bahwa ada kemungkinan bahwa pendekatan ini dapat membantu lebih dari sekadar HIV,” katanya. “Meskipun jika itu hanya membantu HIV, itu akan sangat besar.”

658