Home Hukum Ricky Rizal Ungkap Kronologi Penembakan Brigadir J Versinya

Ricky Rizal Ungkap Kronologi Penembakan Brigadir J Versinya

Jakarta, Gatra.com - Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J, Ricky Rizal, mengungkapkan kronologi pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dari sudut pandangnya.

Menurut Ricky, ia dan Brigadir J tengah berada di luar rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, saat Kuat Ma'ruf memanggil keduanya, sesaat sebelum peristiwa penembakan itu terjadi pada Jumat sore (8/7).

"Om Kuat keluar, 'Om, Om, dipanggil Bapak [Ferdy Sambo]. Om Ricky sama Om Yosua dipanggil Bapak'. Terus, Yosua ada di depan, [jadi] saya menghampiri Yosua di depan, terus [saya bilang], 'Bro, dipanggil Bapak'," ujar Ricky Rizal, dalam sidang pemeriksaan di PN Jakarta Selatan, Senin (5/12).

Ricky mengatakan, pada saat itu, Brigadir J pun berjalan masuk terlebih dahulu dan langsung berjalan ke arah dapur rumah dinas tersebut. Sementara itu, Ricky mengaku berjalan di posisi paling belakang, yakni setelah Kuat yang berada tepat di belakang Brigadir J.

"Saya jalan masuk itu, Yosua sudah di [posisi], Si Pak Ferdy Sambo ada di sebelah kiri, si Richard ada di sebelah kanannya, terus Om Kuat ada di ke kiri, ada di belakangnya Pak FS lah, agak berjarak," kata Ricky menjelaskan posisi masing-masing sosok yang terlibat dalam peristiwa penembakan itu.

Menurut Ricky, pada saat itu, Brigadir J sempat bingung dan bertanya pada Ferdy Sambo mengenai apa yang terjadi. Namun, bukannya menjawab, Sambo justru memerintahkan Brigadir J untuk berjongkok. Setelah itulah, Bharada E segera melepaskan peluru panas ke arah Brigadir J.

"Saya lihat kayak seperti ini, [Yosua bilang], 'Apa, Pak? Ada apa, Pak?'. Terus, [Ferdy Sambo bilang], 'Jongkok, jongkok!'. Si Richard langsung ngeluarin senjata, Yang Mulia. Begitu si Yosua mundur, karena kan enggak mau jongkok, [dia] mundur, Si Richard lepasin tembakan," ungkap Ricky.

Ia mengaku, tembakan yang Bharada E lepaskan itu membuatnya terkejut. Dalam benaknya, Ricky pun sempat mempertanyakan kejadian yang membuat ia terkejut itu.

"Di situ saya kaget, 'Kok ditembak? Kenapa?'. Terus, ditembak sampai jatuh, Yang Mulia," ujarnya.

Ricky mengaku, tak lama setelah penembakan, ia pun beralih ke arah dapur karena mendengar suara salah satu ajudan Ferdy Sambo, yakni Adzan Romer. Namun, ia mengaku tak menemukan siapa pun di dapur rumah tersebut, sehingga ia memutuskan untuk kembali ke tengah.

"Terus, saya lihat ke tengah lagi, Pak FS lagi nembakin dinding. Setelah itu saya hanya nunggu di dekat dapur [dan berpikir], 'Kenapa ini? Ada apa?'. Kan sempat takut, Yang Mulia, kok bisa ada peristiwa seperti ini?" lanjut Ricky.

Menurutnya, setelah itu Ferdy Sambo pun keluar dari kediamannya. Sementara itu, Adzan Romer masuk dan berjalan ke arah Bharada E. Ia pun segera bergeser ke dapur, seraya Kuat Ma'ruf bergeser ke arah garasi.

"Enggak berapa lama, Bapak keluar dengan Ibu [Putri Candrawathi]. Ibu nangis tapi dirangkul Bapak, [mereka berjalan] melewati saya," ujarnya.

Ricky pun mengaku, setelah itu segera mendapatkan titah dari Ferdy Sambo untuk mengantar sang istri ke kediaman pribadi mereka di Jalan Saguling III, Jakarta Selatan. Ia segera melaksanakannya.

113