Home Internasional Dilanda Dingin Ekstrem, 78 Warga Afganistan Koit

Dilanda Dingin Ekstrem, 78 Warga Afganistan Koit

Kabul, Gatra.com - Sedikitnya 78 orang tewas karena cuaca dingin ekstrem di Afghanistan. Selama dua pekan terakhir, banyak provinsi di negara tersebut mengalami suhu terendah mencapai -34 derajat Celsius.

Pemerintah Afganistan, dikutip dari Reuters, Jumat (20/1), mencatat kematian berasal dari delapan provinsi dari total 34 provinsi di negara itu. Di tengah krisis ekonomi yang parah, cuaca dingin ini juga merupakan yang terdingin selama 15 tahun terakhir.

Situasi ini diperparah dengan macetnya bantuan dari berbagai organisasi dan lembaga swadaya masyarakat selama beberapa pekan terakhir. Pemerintahan Taliban, yang memegang kendali kekuasaan, melarang perempuan bekerja.

Baca Juga: Israel Tembak Mati Dua Warga Palestina di Jenin

Akibatnya, banyak lembaga bantuan yang tidak dapat menjalankan program-programnya di negara tersebut. Kekhawatiran ini sebelumnya sudah dicium oleh Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Persatuan Bangsa-Bangsa (UNOCHA). PBB menyebut pembatasan pekerja perempuan bakal menghambat upaya pengiriman bantuan.

“Cuaca akan semakin dingin dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu bantuan kemanusiaan untuk korban bencana perlu dipertimbangkan,” ujar Kepala Pusat Operasi Keadaan Darurat, Kementerian Penanggulangan Bencana Afganistan, Abdullah Ahmadi.

Pada awal musim dingin, petugas kesehatan setempat telah melaporkan peningkatan tajam jumlah anak kecil yang menderita kasus pneumonia serius dan penyakit pernapasan lainnya. Hal ini juga diperparah oleh kemiskinan yang memburuk, yang membuat orang-orang tidak dapat menghangatkan rumah mereka.

Baca Juga: Para Kandidat Pengganti Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern

Lebih jauh, sekitar 77.000 hewan ternak juga mati sepanjang sembilan hari terakhir. Kegawatan ini memperdalam kerawanan pangan negara itu.

“Kehilangan mata pencaharian dan aset semakin membahayakan keluarga di Afganistan. 21,2 juta orang sangat membutuhkan dukungan makanan dan pertanian yang berkelanjutan,” tulis UNOCHA melalui akun Twitter-nya.

Potongan gambar dan video yang bertebaran di media sosial menunjukkan suasana muram di Afganistan: jalan-jalan tertutup hamparan salju yang tebal. Ini adalah musim dingin kedua di Afganistan di bawah pemerintahan Taliban sejak pasukan Amerika Serikat ditarik mundur oleh pemerintahnya pada Agustus 2021 lalu.

Dengan cuaca ekstrem yang melanda, negara itu semakin terombang-ambing di tengah krisis kemanusiaan. Lebih dari setengah populasi menghadapi kekurangan pangan. Sanksi dan isolasi internasional pemerintahan Taliban juga memperburuk keadaan.

67