Home Pendidikan Kiat Jitu Tingkatkan Kemampuan Bahasa Asing Calon Perawat di Era Pelayanan Kesehatan Internasional

Kiat Jitu Tingkatkan Kemampuan Bahasa Asing Calon Perawat di Era Pelayanan Kesehatan Internasional

Jakarta, Gatra.com- Tak bisa dipungkiri dalam beberapa dekade terakhir Indonesia  memasuki era pelayanan kesehatan level internasional. Hal ini ditandai dengan, di antaranya, semakin bertambahnya rumah sakit bertaraf internasional. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam sebuah acara peletakan batu pertama pembangunan sebuah rumah sakit bertaraf internasional di Bali mengatakan bahwa dibangunnya rumah sakit bertaraf internasional bertujuan untuk menyelamatkan devisa dari sekitar 2 juta warga Indonesia yang ditengarai berobat ke luar negeri setiap tahunnya. 

Presiden Joko Widodo dalam kesempatan yang sama juga menjelaskan bahwa warga Indonesia yang berobat ke luar negeri bisa menghabiskan biaya hingga 100 trilyun rupiah, jumlah uang yang cukup signifikan bagi devisa negara. Era pelayanan kesehatan tingkat internasional juga ditandai dengan semakin bertambahnya permintaan tenaga kesehatan, khususnya perawat, untuk mengisi kebutuhan pelayanan kesehatan berskala global. 

Badan Kesehatan Dunia WHO menyatakan bahwa layanan kesehatan internasional membutuhkan sekitar 6 juta tenaga perawat.  Negara-negara seperti Jepang, Belanda, Korea Selatan, Inggris, Australia, Amerika Serikat, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi termasuk ke dalam negara-negara yang membutuhkan perawat dari luar negeri, termasuk dari Indonesia.

Baca juga: 13 Kampus Ini Punya Prodi Akuntansi Unggul Versi LAMEMBA, Simak Daftarnya!

Pertambahan rumah sakit bertaraf internasional dan kebutuhan perawat untuk bekerja di luar negeri tak pelak membutuhkan ketersediaan tenaga perawat yang memiliki bukan saja pengetahuan dan keterampilan keperawatan, melainkan juga kemampuan bahasa Inggris atau bahasa asing lain, sesuai dengan penempatan kerjanya.  Sayangnya, kemampuan bahasa asing para perawat masih kerap menjadi kendala. 

Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadillah (2022) mengatakan peluang Indonesia mempekerjakan tenaga perawat ke luar negeri terkendala oleh kemampuan berbahasa Inggris yang relatif rendah. Merujuk kepada kurikulum pada program studi keperawatan di berbagai universitas atau sekolah tinggi kesehatan, sesungguhnya mata kuliah bahasa Inggris sudah mendapatkan porsi yang besar dan semua pembahasan terkait pelayanan kesehatan juga sudah sesuai dengan topik-topik yang disajikan dalam buku-buku teks bahasa Inggris untuk perawat.  

​​​​Baca juga: USAID-Meta Luncurkan Inisiatif untuk Tingkatkan Literasi Digital Mahasiswa

Mata kuliah Bahasa Inggris Keperawatan mencakup aneka pokok bahasan dari konteks sederhana seperti perkenalan, menunjukkan arah dan tempat, nama dan jenis penyakit, sampai topik yang lebih kompleks seperti asesmen dan intervensi perawat kepada pasien, serta pada prosedur kepulangan pasien. Yang masih kurang adalah kesempatan untuk mempraktikkan bahasa Inggris. Praktik yang dilakukan dalam kelas seringkali terkendala oleh terbatasnya waktu dan banyaknya jumlah mahasiswa dalam kelas. 

Kelemahan ini sesungguhnya tak sulit diatasi dengan usaha mahasiswa untuk memperbanyak praktik dan exposure (keterpaparan) terhadap bahasa Inggris di luar kelas. Praktik dan keterpaparan bahasa di zaman sosial media tentunya lebih mudah dilakukan karena bahan yang diperlukan tersedia dalam jumlah berlimpah.

Hal pertama yang dapat dilakukan para mahasiswa keperawatan agar semakin terpapar oleh bahasa Inggris dalam konteks pelayanan kesehatan adalah rajin menonton konten-konten video Youtube atau media sejenis. Youtube menyediakan banyak bahan untuk penguasaan kosakata mahasiswa keperawatan, seperti kosakata yang berkaitan dengan nama dan istilah yang dipakai untuk berbagai alat kesehatan, penyakit dan kelainan, ruang dan tempat yang lazim ada di rumah sakit, dsb. Tentu perlu diingat  bahwa kerap terjadi perbedaan istilah dan perbedaan cara menulis terkait dengan perbedaan antara British English dan American English.

Baca juga: Kisah Guru di Balikpapan, Manfaatkan Teknologi Guna Tunjang Prestasi Belajar

Konten-konten lain seperti prosedur asesmen dan intervensi perawat terhadap perawat juga tersedia dengan berbagai versi. Belajar dari konten-konten ini akan membantu mahasiswa mendapatkan pengetahuan dwibahasa terhadap hal-hal yang menjadi tugasnya sehari-hari saat bertugas di rumah sakit bertaraf internasional atau rumah sakit di luar negeri.  Sebagai tambahan, kini banyak blogger atau influencer yang sehari-harinya bekerja sebagai perawat. Konten-konten mereka di Youtube, Facebook, Instagram, dsb bisa dinikmati sebagai hiburan sekaligus sumber informasi tentang kehidupan keseharian perawat yang bekerja di luar negeri.

Langkah ke dua bagi mahasiswa keperawatan yang ingin menjadi fasih berbahasa Inggris adalah mengikuti kegiatan yang mengharuskan mereka berinteraksi dalam bahasa Inggris. Di banyak kampus terdapat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) English Club. UKM ini penting diikuti mahasiswa karena mereka akan terlatih dalam komunikasi berbahasa Inggris dalam kegiatan debat, pidato, berkisah atau story telling, dll.  Manfaat yang diperoleh semakin besar apabila UKM tersebut juga rajin mengikuti kompetisi bahasa Inggris di tingkat nasional dan internasional.

Cara ke tiga yang bisa dilakukan oleh mahasiswa keperawatan yang ingin memiliki karier internasional adalah memiliki teman dari berbagai negara baik dalam konteks umum; orang-orang dengan kiprah karier bervariasi dan, lebih baik lagi, dengan orang-orang yang berkarier di sektor pelayanan kesehatan.

Dengan demikian mereka dipaksa menggunakan bahasa Inggris saat berkomunikasi. Mahasiswa pasti mengenal banyak platform media sosial untuk menambah teman dalam skala internasional.

Tiga kiat tersebut sesungguhnya dapat dilakukan oleh mahasiswa keperawatan yang ingin fasih berkomunikasi dalam bahasa-bahasa asing selain bahasa Inggris.  Jika dilakukan, tiga langkah tersebut niscaya akan semakin mengangkat posisi tawar dan menjawab kebutuhan tenaga kesehatan, khususnya perawat Indonesia, di level dunia.  

Iwan Sulistiawan, M.Si adalah dosen tetap STBA LIA Jakarta dan dosen matakuliah Bahasa Inggris Keperawatan STIKES Mitra Keluarga.

492