Home Lingkungan JM-PPK: Penyelamatan Pegunungan Kendeng Satu-satunya Cara Atasi Banjir

JM-PPK: Penyelamatan Pegunungan Kendeng Satu-satunya Cara Atasi Banjir

Jakarta, Gatra.com – Gunretno dari Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) mengatakan, penyelamatan ekosistem karst Pegununungan Kendeng merupakan satu-satunya cara untuk mengatasi banjir di sejumlah wilayah di Pati, Jawa Tengah (Jateng).

“Resepnya menyelesaikan masalah banjir ini, adalah satu-satu menyelamatkan ekosistem karst di kawasan Gunung Kendeng,” katanya di Jakarta akhir pekan kemarin.

Ia menjelaskan, karst dan pepohonan atau ekosistem yang ada di Pegunungan Kendeng itu merupakan daerah resapan air sehingga air hujan tidak langsung ke bawah dan menimbulkan banjir.

Baca Juga: JM-PPK Siapkan Class Action Dampak Banjir Kerusakan Kendeng

“Daya serap kapur [karst] dan pohon di atas Pegunungan Kendeng itu hampir bisa menyerap curah hujak 70%,” katanya.

Sebaliknya, lanjut Gunretno, jika resapan atau ekosistem di Pegunungan Kendeng rusak, maka terjadi banjir dan banjir bandang seperti yang terjadi baru-baru ini.

“Memang penanganan banjir ini harus dari hulu sampai hilir. Dan ada satu lagi, ternyata sudah dari tahun 2012, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan membuat rancangan PP tentang ekosistem karst,” katanya.

Menurutnya, kalau karst Pegunungan Kendeng hanya dilindungi oleh satu peraturan menteri yang hanya melahirkan penetapan kawasan karst Kendeng yang kewenangan penuh di ESDM yang mengurusi pertambangan, ini tidak akan berguna. “ESDM lebih kerjanya persoalan tambang,” katanya.

Gunretno menyampaikan, terkait hal itu pihaknya telah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Sekretariat Negara (Setneg) pada pekan lalu.

“Tahun 2016, itu Pak Jokowi sudah memerintahkan KLHK untuk membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS),” katanya.

Menurutnya, perintah tersebut karena adanya penolakan eksploitasi Pegunungan Kendeng, khususnya rencana pembangunan pabrik semen yang akan menambang karst Kendeng dan berbagai ancaman kerusakan lainnya.

“Setelah lahir KLHS dan kami juga memenangkan di pengadilan secara inkracht, kami merasa, banjir yang bekepanjangan ini kalau KLHS ini tidak dijalankan, ini tidak akan bisa menjawab,” ujarnya.

Kerusakan Pegunungan Kendeng sangat berdampak terhadap masyarakat, termasuk petani sedulur sikep yang adat istiadatnya menjunjung tinggi pelestarian Pegunungan Kendeng.

Baca Juga: JM-PPK Minta Jokowi Segera Sahkan RPP Karst Pegunungan Kendeng

“Ini menyangkut mati hidupnya dulur-dulur Kendeng. Karena dulur-dulur Kendeng ini petani, kalau sampai detik ini masih kebanjiran, belum bisa menanam, pangan ini sebenarnya adalah soko gurunya bangsa adalah petani, pangan ini. Petaniannya rusak,” katanya.

Kerusakan pertanian di sejumlah wilayah di Pati, Jawa Tengah (Jateng) karena diduga rusaknya Pegunungan Kendeng, baik akivat penambangan ilegal dan legal serta prilaku negatif lainnya.

Kerusakan Pegunungan Kendeng tersebut mengakibatkan banjir bandang yang merenggut satu korban jiwa serta rusak dan terendamnya area pertanian atau persawahan. Sedangkan pada musim kemarau, ancaman kekeringan siap menghadang.

91