Home Nasional Bedah Buku 'Pembangunan Jaringan', Penulis Klaim Masyarakat Mesti Paham Soal Intelijen

Bedah Buku 'Pembangunan Jaringan', Penulis Klaim Masyarakat Mesti Paham Soal Intelijen

Jakarta, Gatra.com - Universitas Bhayangkara (Ubhara) Jakarta Raya menggelar bedah buku tentang intelijen di Bekasi, Jawa Barat. Buku berjudul "Pembangunan Jaringan" ditulis Irjen Polisi (Purn) Y. Wahyu Saronto.

Buku itu, kata Wahyu, adalah buku kedua setelah buku pertama berjudul "Intelijen: Teori Intelijen dan Pembangunan Jaringan" yang dipublikasi pada tahun 2018 lalu.

Wahyu menyebut jika buku pertamanya yang ditulisnya tentang intelijen yang membahas teori dasar intelijen. Di dalamnya kata dia, terdapat pembahasan tentang pembangunan jaringan, tetapi tidak secara mendalam dan spesifik.

"Buku saya yang pertama tentang intelijen. Isinya tentang teori dasar intelijen. Di dalamnya membahas pembangunan jaringan, tapi hanya sekilas. Dalam perkembangannya pembangunan jaringan ini perlu pembahasan lebih dan narasi yang lebih," katanya usai bedah buku, Kamis (9/2/2023).

"Buku ini untuk kebutuhan masyarakat. Saya tulis bukan hanya untuk komunitas intelijen. Tetapi untuk masalah-masalah ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Buku ini bisa digunakan siapa saja. Karena buku ini ada di pasaran," tambahnya.

Di sisi lain, Rektor Ubhara Jaya Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Bambang Karsono mengapresiasi lahirnya buku yang ditulis Wahyu Saronto. Menurutnya, buku itu cukup baik, agar masyarakat bisa lebih mengenal dunia intelijen.

Buku ini, baginya cukup bermanfaat di lingkungan dunia pendidikan, terutama untuk mengembangkan wawasan kebangsaan dan keamanan.

"Jadi ada dua hal. Yang pertama, semua bisa belajar dengan baik mengenai perkembangan intelijen di Indonesia. Yang kedua, sebagai rektor buku ini bisa sebagai dasar mahasiswa, dalam rangka mengembangkan wawasan kebangsaan dan keamanan," ucap Bambang.

Selain itu, Ketua Pembina Yayasan Brata Bhakti Jenderal Pol. (Purn) Chairuddin Ismail mengatakan keberadaan intelijen memiliki peran yang cukup penting.

"Kini intelijen tidak lagi dilakukan oleh kepentingan militer, tetapi juga untuk kepentingan bisnis dan dalam bentuk apa pun," ungkapnya.

Chairuddin mengungkap, untuk tercapainya sebuah tujuan organisasi terutama intelijen, dibutuhkan banyak jaringan untuk memperoleh informasi yang diperlukan.

"Dalam proses intelijen, semua informasi itu akan dianalisis, dalam produk-produk intelijen untuk kepentingan negara, termasuk menjadi landasan pembuatan kebijakan," jelasnya.

180