Home Politik Ijtima’ Ulama Nusantara di Jateng Rekomendasikan Gus Yusuf Gubernur

Ijtima’ Ulama Nusantara di Jateng Rekomendasikan Gus Yusuf Gubernur

Magelang, Gatra.com - Ijtima’ Ulama Nusantara di Jawa Tengah melahirkan tiga rekomendasi yang akan segera dilaksanakan. Rekomendasi itu merupakan kesepakatan dari kiai-kiai dan habaib yang hadir di Ponpes Syubbanul Wathon di lingkungan Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, Senin (13/2).

Satu rekomendasi yang sangat penting adalah mendorong percepatan Gus Yusuf sebagai Calon Gubernur Jawa Tengah pada Pemilihan Gubernur Tahun 2024.

“Kalau Gus Muhaimin calon Presiden atau Wakil Presiden sudah final. Tinggal Gus Yusuf kita dorong sebagai Gubernur,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Jekulo Kudus KH Ahmad Badawi Basyir yang menjadi juru bicara forum.

Baca Juga: Gus Yusuf Diusulkan Calon Gubernur Jateng, Kader PKB di Daerah Inisiatif Gelar Konsolidasi

Kiai-kiai, jelas kiai Badawi, juga sepakat membentuk Ijtima’ Ulama Nusantara di tingkat Kabupatan/Kota se-Jateng ditambah para Ibu Nyai.

Sedangkan rekomendasi ketiga, dijelaskan oleh Habib Fatah dari Magelang. Dia menjelaskan perlunya dihidupkan kembali Lailatul ijtima' dan ngaji Siyasah mulai dari tingkat kabupaten kota sampai ranting PKB, dengan melibatkan NU dan banomnya.

KH Asrofi Masyitoh, Pengurus NU Kudus menjelaskan, lailatul ijtima’ adalah sarana kiai dan habaib berkumpul tidak hanya membahas persoalan agama, tetapi juga persoalan sosial kemasyarakatan.

“Di Jawa Tengah banyak sekali persoalan yang menimpa masyarakat, mulai dari kemiskinan, pendidikan dan pelayanan kesehatan, serta ekonomi. Ini kalau tidak dibahas setiap saat, lama-lama akan menjadi sesuatu persoalan yang lumrah. Maka harus dibahas dan diusulkan solusinya kepada pemerintah,”ujarnya.

Pasca pertemuan, kiai-kiai akan menyampaikan rekomendasi itu secara langsung kepada Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar di Jakarta. “Ya kita akan segera ke DPP PKB di Jakarta,” kata KH Shohibul Ulum, Pengasuh Ponpes Al Ustmani Pekalongan.

Ijtima Ulama Nusantara dilaksanakan oleh Dewan Syuro DPW PKB Jawa Tengah. Para Kiai yang hadir di antaranya kiai sepuh, kiai Dewan Syura PKB, kiai Struktural maupun Kultural NU, kiai Pengasuh Ponpes dan kiai yang telah terdaftar sebagai anggota Gerakan Nahdliyin Bersatu.

Acara juga dihadiri Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Dr KH Said Aqil Siradj, Wakil Ketua Umum DPP PKB Dr M Hanif Dhakiri, Ketua DPW PKB Jawa Tengah KH M Yusuf Chudlori, Pengasuh Ponpes API Tegalrejo KH Nur Machin Chudlori, kiai muda dari Pekalongan KH Ahmad Shohibul Ulum dan sekitar 200-an kiai dan habaib hadir. Tampak juga Sekretaris DPW PKB Jateng Sukirman, dan para anggota FPKB DPRD Jateng.

Kiai dan para habaib menjadi peserta Ijtma’ Ulama yang digelar di Magelang, Jawa Tengah. (IST)

Mustasyar PBNU Prof Dr KH Said Agil Said Siradj menegaskan, memasuki abad kedua NU, para kiai harus punya cita-cita besar. Harus berani mengambil pemerintahan termasuk harus berani tampil mengelola sumber daya alam untuk kepentingan ummat.

“Hari ini kita punya kiai Ma’ruf Amin, tahun depan harus punya Presiden atau Wakil Presiden, Gus Muhaimin. Kita sudah punya Bupati, ke depan harus punya Gubernur, Gus Yusuf,” ujarnya yang disambut tepuk tangan para peserta.

Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah KH M Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) yang digadang-gadang sebagai calon gubernur mengatakan, pihaknya menaruh hormat kepada para kiai yang bertekad menyatukan langkah menjelang Pemilu 2024.

Kiai muda yang hadir, ujarnya, bisa menjadi motor penggerak untuk mensukseskan Pemilu 2024. Sementara kiai sepuh sangat ditunggu dawuh atau himbauannya, karena dampaknya sangat luar biasa.

“Almarhum mbah Dur (KH Abdurrachman Chudlori) kakak saya, sempat dawuh bahwa jihad zaman sekarang adalah politik. Setiap ngaji dia meminta saya harus ngomong politik, karena itu adalah lahan perjuangan. Kalau tidak nyinggung politik, saya ditegur beliau,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP PKB Dr M Hanif Dhakiri kembai mengingatkan bahwa PKB adalah sebagai pilihan ideologis dan rasional kaum nahdliyin.

324