Home Kesehatan KLB Difteri dan Tantangan Rakerkesnas

KLB Difteri dan Tantangan Rakerkesnas

Jakarta, Gatra.com- Pengamat Kesehatan, Prof Tjandra Yoga Aditama menyayangkan kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri di Garut yang menambah deretan peningkatan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi.

"Kita sudah sama-sama mengetahui terjadinya KLB Polio di Pidie Aceh yang bahkan sudah sampai tercantum di Disease Outbreak News (DONs) WHO, sampai sekarang masih dalam proses pengendalian. Kita juga tahu bahwa sudah ada 12 provinsi yang mengeluarkan pernyataan kejadian luar biasa (KLB) Campak, lengkapnya 53 KLB campak di 34 kabupaten kota di 12 provinsi," katanya kepada Gatra.com, Kamis (23/2).

Mantan Direktur Penyakit Menukar WHO Asia Tenggara ini menjelaskan bahwa Polio, Campak, dan Difteri adalah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). "Terjadinya KLB terjadi karena cakupan imunisasi yang rendah pada penduduk," tegas dia.

Berkaitan hal tersebut, Mantan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit ini memaparkan lima point yang menjadi catatan. Pertama, COVID-19 memang membuat banyak program jadi terlantar, salah satunya adalah imunisasi, dimana sesuatu yang harusnya jangan sampai terjadi.

"Ketika masih bertugas sebagai Direktur Penyakit Menular di WHO Asia Tenggara maka pada pertengahan 2020 yang lalu kami sudah mengingatkan negara-negara agar tetap menjaga cakupan imuninasi di masyarakat, dan juga tetap melaksanakan pelayanan kesehatan esensial lainnya," jelas Mantan Kepala Balitbangkes tersebut.

Kedua, lanjut Prof Tjandra, karena kini KLB sudah terlanjur terjadi, dan juga karena situasi pandemi sudah relatif mereda, maka sudah saatnya untuk memaksimalkan program imunisasi rutin, khususnya pada bayi dan anak.

"Tentu sekarang waktunya untuk meningkatkan maksimal program imunisasi rutin kita, selain melakukan upaya penanganan KLB secara masif," tegas Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus Guru Besar FKUI tersebut.

Ke tiga, dengan adanya KLB tiga penyakit di beberapa kabupaten / provinsi maka juga harus diantisipasi kemungkinan peningkatan kasus dan KLB penyakit ini terjadi di daerah-daerah lain.

"Ke empat, pemerintah dan kita semua harus berantisipasi dan sedapat mungkin mencegah kemungkinan terjadinya peningkatan kasus dan KLB pada penyakit-penyakit lain, di luar polio, campak dan difteri," tegas Prof Tjandra.

Ke lima, lanjut dia, untuk meningkatkan program imunisasi secara maksimal maka setidaknya ada tiga hal diperhatikan. Pertama, tenaga kesehatan terampil, vaksin dan alat-alatnya seperti cold chain dan lainnya. Serta terakhir, upaya terus menerus mengatasi kelompok masyarakat yang menolak divaksin.

"Selain KLB sedang banyak juga dibicarakan tentang peningkatan kasus Diabetes Melitus, dan beberapa hari ini tentang anak yang obesitas. Ini semua hanya contoh, sebagian kecil dari  tantangan kesehatan kita masihlah amat besar dan kompleks," ungkap Prof Tjandra. Dia berharap Rapat Kerja Kesehatan Nasional dapat memberi solusi terbaik bagi kesehatan anak bangsa kita.

253