Home Nasional Panglima TNI Yudo Margono Sampaikan Kronologi Kontak Tembak TNI-KST

Panglima TNI Yudo Margono Sampaikan Kronologi Kontak Tembak TNI-KST

Timika, Gatra.com – Satu orang prajurit TNI, Pratu Miftahul Arifin, 4 orang luka-luka di antaranya luka tembak, dan 4 orang lainnya dinyatakan hilang pascakontak tembak dengan Kelompok Sparatis Teroris (KTS) atau juga disebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Kontak tembak tersebut terjadi di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada Sabtu (15/4), sekitar pukul 16.30 WIT. Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, dalam konferensi pers di Lanud Yohanis Kapiayu Timika, Papua Tengah, Selasa (17/8), menyampaikan kronologi insiden tersebut.

Saat itu, lanjut Yudo, sebanyak 36 prajurit dari Satuan Tugas (Satgas) Yonif R 321/GT tengah melakukan patroli atau penyisiran tentang keberadaan pilot Susi Air, Philip Mark Marthens, yang masih disandera KST atau KKB.

Puluhan prajurit TNI dari pasukan Yonif R 321/GT tersebut menuju Distrik Mugi, Nduga, setelah mendapatkan informasi bahwa KST atau KKB dan Philip Marthens yang disandera berada di wilayah tersebut.

“Pasukan kita ada informasi keberadaan pilot di sana, ya harapan kita bersama masyarakat di sana, barang kali bisa dilaksanakana untuk komunikasi, koordinasi, supaya diserahkan tidak perlu dengan kekerasan. Harapan kita seperti itu,” ujarnya.

Namun, lanjut Yudo, sebelum pasukan berhasil mendekat, sejumlah KST atau KKB melancarkan tembakan. “Di jalan kita diadang oleh KST dan terjadi kontak tembak,” ujarnya.

Seorang anggota TNI, Pratu Miftahul Arifin gugur. Para personel lainnya berupaya mengevaluasi Miftahul Arifin, namun KST atau KKB kembali melakukan serangan. “Sehingga kita [prajurit TNI] di samping untuk mengamankan dan mempertahankan diri,” ujarnya.

Yudo menyampaikan, adapun keempat prajurit TNI yang mengalami luka-luka, yakni luka tembak, terserempet peluru, dan luka akibat terjatuh, sudah berhasil dievakuasi. Mereka sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapat tindakan medis.

“Alhamdulillah mereka selamat semua dan yang belum terkonfirmasi sampai sekarang ini ada 4 personel. Sampai saat ini masih kita cari bersama,” katanya.

Sedangkan jenazah Mitahul Arifin masih diupayakan evakuasinya. Sampai dengan Selasa pagi, evakuasi masih terus dilakukan karena terkendala beratnya medan dan cuaca.

“Saat ini bisa konsentrasi untuk evakuasi yang meninggal karena yang meninggal, kemarin sudah disampaikan, terjatuh di jurang dan ini kita usahakan untuk kita evakuasi,” ujarnya.

Ia menyebutkan, selain pasukan dari Yonif R 321/GT yang berupaya masuk, di sana juga terdapat ?sejumlah prajurit TNI untuk menjaga keamanan masyarakat di distrik-distrik atau kampung-kampung.

“Kita sudah ada yang menjaga itu. Ada masukan fokuskan untuk mencari tadi walaupun kita menggunakan masyarakat, tokoh agama, maupun bupati,” katanya.

Ia mengharapkan, KST atau KKB bisa menyerahkan Philip Mark Marthen sehingga tidak perlu harus terjadi kontak tembak yang dapat merugikan semua pihak, baik dari TNI, masyarakat, maupun dari KST.

“Kalau bisa, ya sudah serahkan. Ini harapan semuanya. Ya tentunya dengan adanya serangan tadi, jadi evaluasi kita,” katanya.

Sedangkan soal baru menyampaikan keterangan pers pada Selasa pagi, padahal kejadian penembakan atau kontak tempak tersebut pada Sabtu, Yudo menjelaskan, karena ingin mengetahui kondisi sebenarnya atau mendapat informasi yang lengkap.

Untuk itu, Yudo bersama jajaran mendatangi Papua. “Kemarin yang Simpang siur menjadi jelas, karena kemarin saya tidak mau press rilis sebelum saya melihat dan mendengar langsung dari pasukan yang di lapangan,” katanya.

101