Home Internasional Quiet Diplomacy Indonesia Belum Berhasil Petakan Konflik Myanmar

Quiet Diplomacy Indonesia Belum Berhasil Petakan Konflik Myanmar

Jakarta, Gatra.com - Peneliti dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia menilai, negara-negara ASEAN belum kompak untuk menangani krisis Myanmar. Mandat five-point consensus dinilai gagal karena belum memiliki progres yang signifikan.

Ketua Departemen Hubungan Internasional CSIS, Lina Alexandra mengatakan, insiden penyerangan yang terjadi pada 7 Mei lalu terhadap konvoi Humanitarian Team dari ASEAN menuju Myanmar, merupakan tamparan keras bagi para pemimpin di kawasan ini. 

Ia menambahkan, pendekatan yang diambil Indonesia juga masih belum membuahkan hasil.

Baca Juga: Indonesia Ketua ASEAN 2023, Penuntasan Krisis Myanmar Jadi Agenda

"Kalau tidak ada satu kejelasan dari quiet diplomacy (yang diadopsi Indonesia) ini akan diarahkan ke mana, ini riskan sekali diinterpretasikan sebagai upaya untuk mengulur waktu dari ASEAN," ucap Lina dalam diskusi Menanggapi Hasil ASEAN Summit 2023, di kantor CSIS, Jakarta, Senin (15/5).

Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN mendapat tekanan tersendiri. Terlebih karena adanya upaya yang dilakukan beberapa negara lain, seperti India dan Thailand dengan inisiatif 1,5 track.

"Kalau ASEAN terus mengulur waktu, kita tidak bisa menafikan bahwa ada upaya-upaya dari negara-negara ini terus melakukan inisiatif karena mereka memiliki direct interest di Myanmar," kata Lina.

Baca Juga: Jokowi Peringatkan Pihak di Dalam dan Luar ASEAN Tidak Ambil Untung dari Konflik Internal Myanmar

Dengan quiet diplomacy-nya, Pemerintah Indonesia mengaku sudah melakukan banyak pendekatan dengan para stakeholder di Myanmar. Namun, hasil dari upaya-upaya ini belum ditampilkan dalam KTT ke-42 ASEAN.

Pendekatan atau engagement yang dilakukan Indonesia dinilai penting untuk membentuk arah bagi ASEAN dalam upaya menyelesaikan konflik di Myanmar. 

Baca Juga: Indonesia Ketua ASEAN 2023 Diminta Bersikap Tegas Atasi Kasus Myanmar

Lina mengatakan, hal ini penting mengingat Pemerintah Indonesia punya misi tersendiri, yaitu memfasilitasi semua dialog inklusif di Myanmar. Namun, ia kembali menyayangkan, hal ini tidak dibahas secara jelas saat KTT yang berlangsung Minggu lalu, sehingga arah ASEAN untuk menyelesaikan konflik ini masih belum jelas.

255