Home Sumbagsel Pemprov Klaim Angka Kemiskinan Sumsel Terendah Dalam Satu Dekade Terakhir

Pemprov Klaim Angka Kemiskinan Sumsel Terendah Dalam Satu Dekade Terakhir

Palembang, Gatra.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel), mengklaim bahwa capaian penurunan angka kemiskinan di Bumi Sriwijaya termasuk terendah dalam satu dekade terakhir.

“Seperti yang kita ketahui, angka kemiskinan kita saat ini sebesar 11,95 persen merupakan capaian terendah dalam 10 tahun terakhir,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumsel, Regina Ariyanti, Rabu (7/6).

Menurutnya, salah satu upaya memberikan dampak signifikan bagi peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan penurunan angka kemiskinan di Sumsel yakni melalui dana Bantuan Gubernur Khusus (Bangubsus). Dimana Bangubsus tersebut guna mendorong pemerataan pembangunan di sejumlah daerah mulai dari pembangunan di sektor kesehatan, pendidikan hingga ekonomi.

“Bangubsus ini berdampak besar bagi pertumbuhan IPM dan capaian penurunan angka kemiskinan ini. Yang pasti, program yang telah dilakukan pak gubernur untuk membantu kabupaten kota melalui Bangubsus sangat membawa manfaat bagi daerah,” katanya.

Dikatakannya, keseriusan pemerintah provinsi setempat dalam meningkatkan IPM dapat dilihat dari catatan sepanjang 10 tahun terakhir. Bahkan, saat terjadinya guncangan di berbagai sektor akibat pandemi Covid-19, IPM Sumsel justru tidak mengalami penurunan yang berarti.

“Pada tahun 2020 kita lihat signifikan, meski sedikit goyang karena pandemi namun penurunannya hanya di 0,01. Ini yang harus kita pertahankan dan ditingkatkan,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, menjelaskan IPM di wilayahnya setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Tercatat, sejak lima tahun terakhir, IPM Sumsel telah masuk dalam klasifikasi yang cukup tinggi.

“Sejak lima tahun terakhir, IPM Sumsel ini justru melompat drastis. Dari yang dulu hanya di kriteria sedang namun saat ini sudah pada level yang tinggi. Ini merupakan capaian yang sangat baik,” ujar dia.

Dijelaskannya, pada tahun 2018, IPM Sumsel berada di angka 69,39. Namun saat ini IPM tersebut sudah di angka 70,90. “Kriterianya, 60-70 itu merupakan level sedang. 70-80 sudah di level tinggi dan 80 keatas itu sangat tinggi. Kita lihat pada 2018, IPM Sumsel ini masih di kategori sedang dengan angka 69,39, lalu di 2019, masuk dalam level tinggi dengan angka 70,02. Kemudian pada 2022 meningkat di angka 70,90,” katanya.

Ia mengatakan, pergerakan IPM Sumsel selama lima tahun terakhir mengalami kenaikan signifikan kendati sempat mengalami hambatan akibat adanya pandemi Covid-19.

“Semuanya mengalami hal yang sama dan sempat sedikit mengalami penurunan karena pandemi sehingga pendapatan perkapita mengalami kontraksi,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, upaya untuk meningkatkan IPM tidak serta merta bisa langsung dirasakan. Apa yang lakukan sekarang belum bisa kita lihat dampaknya saat ini juga. Dengan percepatan bisa dirasakan mungkin lima tahun mendatang.

“Artinya, upaya ini memang jangka panjang. Semua provinsi juga terus bergerak melakukan percepatan dalam upaya meningkatkan IPM ini. Tinggal bagaimana percepatan masing-masing provinsi. Kita sedang melihat sejauh mana percepatan yang telah dilakukan. Persoalan rangking, karena semuanya memang melakukan percepatan. Tinggal bagaimana kedepan, kita berlari melakukan percepatan melalui program-program yang telah dicanangkan,” katanya.

Ia menjelaskan, program yang dapat mendorong percepatan meliputi tiga dimensi seperti usia harapan hidup di sektor kesehatan, kemudian usia harapan lama sekolah, hingga Standar Hidup Layak. Adapun tantangannya karena IPM Provinsi ini merupakan akumulasi dari kabupaten dan kota yang ada di bawahnya. Karena itulah semua harus bergerak bersama untuk meningkatkan capaian IPM tersebut.

Kemudian, sambungnya, saat ini ada dua daerah di Sumsel yang IPM-nya masih rendah, yakni Kabupaten Muratara dan Kabupaten PALI. “Ini harus terus didongkrak dan bisa mencontoh upaya yang dilakukan daerah lain. Seperti OKU Timur, saat ini sudah sangat baik peningkatan IPM-nya,” kata dia.

Untuk diketahui, dalam waktu 10 tahun terakhir sejak tahun 2012 hingga tahun 2022, angka IPM Sumsel terus tumbuh positif. Puncaknya pada 2019 angka IPM Sumsel menduduki kategori level tinggi yakni 70,02. Sebelumnya pada tahun 2018, IPM Sumsel hanya sebesar 69,39. Lalu pada tahun 2020 IPM Sumsel sempat mengalami penurunan 0,01 menjadi 70,01. Namun, pada tahun 2021, IPM naik cukup signifikan menjadi 70,24 dan pada 2022 melonjak menjadi 70,90.

88