Home Gaya Hidup Diproduksi Nicholas Saputra dan Happy Salma, Lakon Sudamala Dipentaskan di Pura Mangkunegaran

Diproduksi Nicholas Saputra dan Happy Salma, Lakon Sudamala Dipentaskan di Pura Mangkunegaran

Solo, Gatra.com - Setelah sukses digelar di Jakarta pada September tahun lalu, pertunjukan "Sudamala: Dari Epilog Calon Arang" akan digelar di Pura Mangkunegaran, Solo, Sabtu-Minggu, 24-25 Juni. Pertunjukan karya Titimangsa bersama beberapa pihak ini melalui kolaborasi ‘Satu dalam Cita’.

Ada dua produser yang menggarap pentas ini, Nicholas Saputra dan Happy Salma. Nicholas menjelaskan bahwa pementasan ini merupakan kolaborasi begitu banyak orang dari berbagai latar belakang budaya. Totalnya ada 402 orang mulai dari seniman, maestro, hingga pekerja seni dan tenaga profesional.

”Sebanyak 102 orang didatangkan dari Bali, 44 orang dari Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta, serta ada sekitar 256 orang di tim kerja, penari, dan pegiat seni dari Yogyakarta,” katanya di jumpa pers di Pura Mangkunegaran, Solo, Kamis (22/6).

Sebagai bagian pementasan ini, sejumlah rangkaian acara yang digelar, seperti Pasar Kangen, Sudamala Tour, Royal Heritage Dinner, Ruwat Bumi Pura Mangkunegaran, dan Lokakarya Kesenian di Pura Mangkunegaran, Solo.

Aktor 39 tahun ini menjelaskan, antusiasme masyarakat menonton pertunjukan ini sangat tinggi. Sebab hanya dalam waktu dua jam setelah website untuk pemesanan tiket dibuat, tiket langsung habis dipesan. Hal ini juga menunjukkan, seni tradisional memiliki magnet bagi masyarakat saat ini.

”Antusiasmenya sangat luar biasa. Tiket sudah habis. Tak hanya dari Solo, tapi penontonnya juga datang dari Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta. Ada juga yang berasal dari Singapura dan Malaysia,” katanya.

Happy Salma menambahkan tingginya antusiasme masyarakat membuat penyelenggara bersemangat di pementasan Sudamala.

”Pertunjukan ini kami gelar hampir 60 menit, tapi 1.200 tiket terjual habis dalam waktu dua jam. Tentunya hal ini membuat kita makin percaya diri,” katanya.

Penguasa Pura Mangkunegaran, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X, mengatakan bahwa Solo merupakan kota yang sangat kental dengan budaya. Dengan begitu, Solo memiliki daya tarik dan kekhasan yang tidak bisa ditemukan di daerah lain.

Adapun sutradara pertunjukan, Jro Mangku Serongga, menjelaskan lakon ini memiliki dua tokoh sentral, yakni Wali Nateng Dirah (Calon Arang) dan Mpu Bharada.

”Keduanya merupakan simbol dualisme yang esensinya pada pertunjukan ini sebagai upaya penyelarasan atau harmonisasi sehingga akan muncul keharmonisan,” katanya.

296