Home Info Sawit Dicari! Duta Besar Muda Kelapa Sawit. Ini Syaratnya...

Dicari! Duta Besar Muda Kelapa Sawit. Ini Syaratnya...

Jakarta, Gatra.com - Ada yang akan kelihatan unik pada hari jadi Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) pada 21 November mendatang.

Soalnya di hari jadi ke-8 itu, bakal ada pengumuman terpilihnya para #YoungElaeis Ambassadors atau Duta Besar Muda Kelapa Sawit dari 25 kandidat yang lolos di babak final.

Mereka dinilai berdasarkan tiga kategori proposal gagasan; tentang petani kecil, sumber energi dan ekonomi sirkular.

Selanjutnya, para pemenang akan memperoleh kesempatan meraih pembiayaan personal project untuk diimplementasi tahun depan. Pembiayaan itu mencapai USD26 ribu atau setara hampir Rp400 juta dengan kurs Rp15 ribu.

Pendaftaran program #YoungElaeis Ambassadors berlangsung sampai 8 September mendatang. Seleksi ini terbuka bagi warga negara anggota CPOPC (Indonesia, Malaysia, dan Honduras), warga negara pengamat (Ghana, Kolombia, dan Papua New Guinea), dan warga negara konsumen kelapa sawit (Tiongkok, India, Uni Eropa, Bangladesh, dan Pakistan).

Yang berusia 17-30 tahun dan punya akun media sosial (medsos) seperti Meta, Twitter, Youtube, TikTok, Blog, dan LinkedIn dengan pengikut minimal 3.000, boleh ikut seleksi. Tapi tunggu dulu, akun medsos mu harus sudah aktif minimal 3 tahun, lho.

Kalau sederet syarat itu bisa kamu penuhi, silakan isi Formulir Google ini dan scan barkode yang ada di pengumuman atau  klik  https://cpopc.org/pressroom/read/youngelaeis-ambassador-program untuk mengetahui lebih detil tentang apa dan seperti apa program ini.

Kepada Gatra.com jelang sore kemarin, Sekretaris Jenderal CPOPC, Rizal Affandi Lukman menyampaikan bahwa #YoungElaeis ini baru gelaran pertama.

"#YoungElaeis ini gagasan CPOPC. Kita ingin hadirkan duta besar muda untuk menyuarakan bagaimana peran penting kelapa sawit dalam kehidupan serta nilai-nilai keberlanjutan kelapa sawit yang selama ini terkesan tertutup oleh disinformasi sawit," katanya.

Sebetulnya kata Rizal, dari sisi manapun, tak ada alasan orang untuk menghindari sawit. Sebab dari sisi manapun juga, kebutuhan harian masyarakat banyak yang dipenuhi oleh sawit. Mulai dari makanan sehari-hari, makanan ringan hingga produk perawatan.

Meski sawit sebermanfaat itu, tetap saja industri ini didiskriminasi dengan sederet tuduhan. Mulai dari penggundulan hutan, kerja paksa hingga masalah kesehatan. Bahkan diskriminasi ini dikemas secara sensasional.

Omongan-omongan semacam ini akhirnya menimbulkan narasi menyesatkan bagi masyarakat luas, khususnya kaum muda yang sesungguhnya tidak tahu menahu tentang isu itu.

Lantaran isu tak baik tadi dicekoki terus, lama kelamaan berdampak juga. Jadi mengecil keinginan orang untuk mengkonsumsi kelapa sawit.

"Kampanye disinformasi atas sawit inilah yang perlu kita luruskan. Karena yang menyerap jenis informasi menyesatkan tadi adalah anak-anak muda, yang kita cari untuk jadi duta besar, ya orang muda juga," ujarnya.


Abdul Aziz

 

152