Home Pendidikan Cetak Sejarah! Monash University Gelar Wisuda Pertama di Indonesia

Cetak Sejarah! Monash University Gelar Wisuda Pertama di Indonesia

Jakarta, Gatra.com – Monash University Indonesia merayakan “Inaugural Master Graduation” atau wisuda pertama di Indonesia dalam acara wisuda di Hotel Fairmont, Jakarta, pada Jumat, 5 Agustus 2023. Inagurasi kali ini meluluskan mahasiswa dari program Master of Public Policy and Management dan Master of Business Innovation. Acara turut dihadiri oleh keluarga mahasiswa, pejabat pemerintah, perwakilan industri, staf senior Monash, dan tamu VIP lainnya.

Acara “Inaugural Master Graduation” turut dihadiri Duta Besar Australia untuk Indonesia, H.E. Penny Williams, serta alumni Monash University, Mahendra Siregar yang juga Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tak kalah penting, acara wisuda juga dihadiri oleh Presiden dan Rektor Monash University, Profesor Margaret Gardner AC. Acara tersebut menandai kunjungan resmi terakhirnya sebagai Rektor Monash University sebelum ditunjuk sebagai Gubernur Negara Bagian Victoria pada 9 Agustus mendatang.

Alumni Monash University, Mahendra Siregar (Doc. Monash)

“Saya senang sekali dapat hadir di Indonesia untuk merayakan peristiwa penting dalam sejarah 62 tahun Monash University. Acara hari ini merupakan suatu pencapaian puncak dari para individu yang berdedikasi dan berbakat. Saya mengucapkan selamat atas keberhasilan mereka menjadi lulusan pertama di kampus kami di Indonesia,” ujar Profesor Gardner.

Sejak berdiri pada akhir 2020, kampus Monash University Indonesia menurutnya telah berkembang pesat dan ia merasa bangga atas pencapaian tersebut. “Hanya dalam waktu dua tahun, Monash University Indonesia telah berhasil menjalin kolaborasi strategis dengan berbagai rekan industri, universitas dalam negeri, dan pemerintah yang ditujukan untuk mendukung pembangunan sosial, teknologi, dan ekonomi Indonesia,” kata Gardner.

Ia menambahkan, Monash University Indonesia menciptakah sejarah baru dengan mengadakan wisuda perdana universitas asing pertama di Indonesia. “Acara wisuda hari ini merupakan pilar penting tidak hanya bagi Monash University, tetapi juga bagi hubungan bilateral Indonesia-Australia yang telah berlangsung lama, di mana Monash University memiliki peran yang signifikan,” Profesor Gardner menandaskan.

Sementara itu, Pro Vice-Chancellor dan Presiden Monash University Indonesia, Professor Andrew MacIntyre menambahkan, wisudawan berada di dalam posisi strategis untuk menciptakan dampak positif dan berkontribusi pada perekonomian negara, baik di sektor swasta maupun sektor publik.

“Acara wisuda ini menandai tonggak penting dalam kehidupan para mahasiswa kami yang dengan luar biasa menggapai impian akademis mereka tanpa lelah. Mereka telah menunjukkan dedikasi, tekad, dan pertumbuhan intelektual yang luar biasa selama perjalanan mereka bersama Monash University, dan kami sangat bangga dengan pencapaian mereka,” kata Professor MacIntyre.

Presiden Monash University Indonesia, Professor Andrew MacIntyre (Doc. Monash)

“Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan kuat dan antusiasme yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), bersama dengan semua mitra dan pendukung kami yang berbagi kesuksesan kami,” ia menambahkan.

Chief Operations Officer (COO) Monash University Indonesia, Tantia Dian Permata Indah menyatakan, acara wisuda kali ini menjadi momen bersejarah bagi Monash University Indonesia yang meluluskan angkatan pertama sejak dibuka pada 4 Oktober 2021. “Menjadi momen bersejarah selain kita melakukan graduation tapi juga melihat bagaimana perjalanan mahasiswa yang masuk kampus saat pandemi, tidak bisa masuk ke kampus sama sekali saat itu, dan akhirnya kita bersama-sama graduate dalam keadaan fisik normal,” kata Tantia.

Diketahui, acara Inaugural Master Graduation dari Monash University Indonesia meluluskan 45 orang wisudawan dari dua fakultas, yakni Master of Business Innovation dan Master of Public Policy and Management. Dari sejumlah lulusan tersebut, 36 wisudawan berasal dari Master of Business Innovation, dan sembilan wisudawan berasal dari Master of Public Policy and Management.

Tantia menyatakan, keberadaan Monash University di Indonesia berkesesuaian dengan misi Pemerintah Indonesia untuk mentransformasikan pendidikan ke tingkat yang lebih maju. Lebih lanjut, Monash punya visi untuk bekerja sama dengan sejumlah institusi di Indonesia termasuk universitas lainnya.

“Kita ingin membuat semangat pembaharuan pembelajaran pendidikan seperti yang disampaikan Bapak Nadiem Makarim (Mendikbud) tidak hanya berhenti di Monash saja, tetapi kita menjadi katalisator untuk semua institusi pendidikan yang ada di Indonesia. Dan kami berdiri atas prakarsa Bapak Presiden Jokowi dan Bapak Nadiem dan kita bersyukur sekali diberikan kesempatan dan dapat terus berjalan hingga saat ini,” ujar Tantia.

Tantia mengatakan, nilai-nilai yang diwakili oleh Monash University sejalan dengan rekomendasi kebijakan dari The Future of Work & Education Task Force (FOWE TF) pada pertemuan B20 tahun lalu, yang bertujuan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas.

“Monash University Indonesia optimis dapat mencetak lulusan yang bisa menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan, menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang selaras dengan produktivitas dunia kerja, serta terlibat aktif dalam pembangunan bangsa,” ujar Tantia.

Monash University Indonesia menurutnya berkomitmen untuk memperkuat semua target tersebut dan memastikan lahirnya individu-individu berpengetahuan luas yang dapat menjawab tantangan di masa depan. Tahun ini juga menandai peringatan 70 tahun pemberian beasiswa Australia bagi pelajar Indonesia. Dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Australia, Hon Anthony Albanese, di Sydney pada Juli 2023, kedua negara menyepakati inisiatif baru untuk memajukan pendidikan dan kolaborasi dalam berbagai sektor.

Perdana Menteri Albanese juga mengumumkan “Australia Awards Indonesia Nusantara Scholarship” yang terbuka untuk warga negara Indonesia. Sebanyak 10 beasiswa akan ditawarkan kepada para calon pemimpin Indonesia agar dapat berkontribusi pada pertukaran ilmu pengetahuan di berbagai bidang yang sangat penting dalam pengembangan ibu kota baru Nusantara. Beasiswa tersebut akan ditawarkan kepada para calon mahasiswa yang akan menempuh studi pascasarjana penuh waktu di Monash University Indonesia dimulai pada bulan Oktober 2023.

Selain itu, Monash University juga berencana untuk mengadakan acara kelulusan bagi para mahasiswa angkatan perdana dari program Master of Public Policy and Management serta Urban Design pada 2024. Mereka adalah angkatan pertama program tersebut yang memulai studinya pada Oktober 2021. Di tahun 2024, Monash University akan memperkenalkan berbagai program baru lainnya.

COO Monash University Indonesia, Tantia Dian Permata Indah Bersama Wisudawan (GATRA/ Andhika Dinata)

Peraih Master of Public Policy and Management dari Monash University Indonesia, Amanda Tan menceritakan pengalaman kelulusannya dari Monash University. Amanda sebelumnya sempat menempuh bangku kuliah di Australia tepatnya di University of Melbourne pada 2017. “Jadi, background knowledge aku memang universitas asing dan sampai kemudian balik ke Indonesia cari sana-sini kerjaan enggak ada yang cocok. Akhirnya, ketemulah satu bidang, yakni LSM dan Pemberdayaan Masyarakat,” kata Amanda.

Ia mengaku masuk ke Monash University Indonesia pada 2021 saat pandemi Covid-19 berlangsung. Ia memilih program magister dengan jurusan Public Policy and Management berawal dari minatnya sejak kuliah di Negeri Kangguru membaca kebijakan luar negeri Indonesia dan Australia, program pemberdayaan masyarakat sipil, dan lain-lain.

“Pas balik ke Indonesia saya blank sama sekali, apa itu poros politik, kebijakan Kemensos, dan bantuan sosial. Saya masuk Monash Indonesia accept banget, karena saya dari dulu melakukan studi masyarakat Indonesia atau Indonesian Studies dari kacamata teman-teman yang meriset soal itu,” Amanda menjelaskan.

Ia mengaku terkesan dengan kualifikasi dosen di Monash University Indonesia yang menurutnya pas dengan program studi yang ada. “Ada tiga dosen kami semuanya memiliki background Indonesia Studies dan bahkan pengetahuan di bidang Southeast Asia. Jadi, ilmu yang diberikan sangatlah sesuai dengan kebutuhan pasar. Jadi, ketika saya apply kerja Puji Tuhan itu diserbu,” tuturnya.

469